Logo

Plafon Kelas Ambruk, Siswa SDN Jabon 2 Jombang Belajar di Ruang Darurat

Reporter:,Editor:

Senin, 14 July 2025 04:30 UTC

Plafon Kelas Ambruk, Siswa SDN Jabon 2 Jombang Belajar di Ruang Darurat

Plafon ruang kelas di SDN Jabon 2 Jombang yang ambrol, Senin, 14 Juli 2025. Foto: Taufiqur Rachman

JATIMNET.COM, Jombang – Tepat di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jabon 2, Kecamatan Jombang, dimulai dengan kondisi memprihatinkan setelah plafon ruang kelas ambruk dan membuat aktivitas belajar harus dialihkan ke ruang terbatas.

Kepala SDN Jabon 2 Wiji Utami menyebutkan ada beberapa ruang tidak bisa digunakan dan proses belajar mengajar terpaksa dialihkan ke ruang-ruang darurat.

"Kelas 1 dan 2 terpaksa digabung, sedangkan kelas 3 belajar di ruang tamu kantor kepala sekolah, sedangkan kelas 4 hingga 6 menempati ruang kelas yang tersisa," ujar Wiji, saat diwawancarai, Senin siang, 14 Juli 2025.

BACA: Datangi SDN Gunungan, Gus Barra Minta Dispendik Mendata Sekolah yang Rusak

Dampaknya, hanya ada empat siswa baru pada gelombang pertama dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang mendaftar di SD setempat. 

"Setiap tahun jumlah siswa menurun. Untuk kelas 4 saat ini hanya diisi 13 siswa, jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Wiji menambahkan pada tahun 2023, SD setempat mengajukan proposal rehabilitasi gedung A yang memiliki empat ruang kelas, namun hanya dua ruang yang mendapat persetujuan untuk direhab, sementara dua lainnya belum terealisasi.

BACA: Sumardi Dorong Perbaikan Gedung Sekolah Swasta Tertua di Jombang

"Kita berharap persoalan ini bisa segera mendapatkan perhatian agar anak-anak bisa belajar dengan aman dan nyaman. Kelas yang roboh ini sudah dua tahun terakhir tidak dipakai, jika dipaksakan memakai ruang kelas itu, kita khawatir ambruk dan membahayakan siswa," katanya.

Beruntung, tidak ada korban saat plafon ambruk karena kejadian tersebut berlangsung saat libur sekolah. Wiji juga sempat mendengarkan suara robohan dan mengagetkan para guru yang berada di ruang guru saat piket.

"Kami sudah coba mengurus ke Balai Desa Jabon, tapi prosesnya tidak mudah. Pihak desa khawatir pengajuan sertifikat akan mempengaruhi lahan lainnya, termasuk lapangan dan TK yang berada di sekitar sekolahan," katanya.