Minggu, 28 September 2025 04:00 UTC
Suasana pelaksanaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ikatan Alumni MAN 3 Tambakberas (IKA Mantab) di Aula MAN Tambakberas, Jombang Sabtu 27 September 2025. Foto: IKA Mantab
JATIMNET.COM, Jombang – Silaturahmi Nasional (Silatnas) Ikatan Alumni MAN 3 Tambakberas (IKA Mantab) digelar di aula MAN Tambakberas, Jombang, Sabtu 27 September 2025.
Kegiatan itu melahirkan rekomendasi penting, yakni perlunya pembentukan Sekolah Pemikiran KH Wahab Hasbullah untuk memperkuat literasi perjuangan ulama besar pendiri Nahdlatul Ulama (NU).
Acara ini sekaligus menjadi momentum peringatan ulang tahun ke-9 IKA Mantab dan dua abad Pondok Pesantren Bahrul Ulum.
Dalam acara yang dihadiri jajaran pengasuh Pesantren Bahrul Ulum dan tokoh alumni, Ketua Panitia Silatnas IKA Mantab, H Moh. Syifa mengatakan kegiatan ini digelar untuk meneguhkan kembali spirit perjuangan KH Wahab Hasbullah di kalangan alumni.
“Acara ini selain memperingati ulang tahun ke-9 IKA Mantab, juga untuk memberikan semangat kepada alumni agar meneladani perjuangan KH Wahab Hasbullah dalam berdakwah dan membangun bangsa,” ujarnya.
BACA: Istilah Halalbihalal Hanya Ada di Indonesia, Begini Sejarahnya
Ketua IKA Mantab Prof. Dr. Nur Ali menambahkan bahwa literasi tentang perjuangan KH Wahab Hasbullah perlu terus dikembangkan.
“Ke depan, IKA Mantab akan menindaklanjuti dengan membuka program Sekolah Pemikiran KH. Wahab Hasbullah. Program ini akan membekali alumni pemahaman perjuangan beliau di berbagai bidang,” jelasnya.
Salah satu rangkaian kegiatan tersebut yakni bedah buku KH Wahab Hasbullah. Penulis buku tersebut, KH Abd. Mun’im DZ turut hadir.
Tidak ketinggalan, narasumber lain, seperti putri KH Wahab Hasbullah Nyai Hj Chisbiyah Wahab MA, anggota FPKB DPR RI Komisi IX Zainul Munasichin, Ketua Umum PB PMII M. Shofiyullah Cokro Hadi Kusumo, dan Ketua IKA Mantab Prof. Dr Nur Ali juga menghadiri acara tersebut.
Bagi para alumni, Silatnas tidak hanya menjadi ajang temu kangen, melainkan juga ruang untuk merawat ingatan kolektif atas perjuangan seorang ulama yang meletakkan dasar berdirinya NU dan menorehkan jejak penting dalam sejarah bangsa.
BACA: Salawat Badar dan Syubbanul Wathon Resmi Tercatat Kemenkum-HAM
Mujib Hasyim, alumni angkatan 1983 asal Kabupaten Sidoarjo menilai bahwa KH Wahab Hasbullah tidak hanya memberi teladan, tetapi juga menghadirkan keberkahan bagi santrinya hingga kini.
“Salah satu buktinya, banyak santri dan alumni Bahrul Ulum yang menjadi tokoh penting di negeri ini. Mulai dari bidang politik, pendidikan, hukum, birokrasi, hingga jabatan menteri,” ungkapnya.
Senada, Prof. Najib, alumni angkatan 1985 dari Kota Bandung menyatakan bahwa sudah waktunya Yayasan Bahrul Ulum memiliki museum KH. Wahab Hasbullah.
“Keberadaannya sangat dibutuhkan sebagai tempat riset dan belajar sejarah kebangsaan,” ujarnya.
Sementara itu, A. Bajuri, alumni angkatan 1987 menyatakan dukungannya terhadap program Sekolah Pemikiran KH. Wahab Hasbullah.
“Ide ini sangat penting untuk pemupukan kembali visi luhur para alumni dan santri Mbah Wahab,” katanya.
BACA: Cegah Pernikahan Anak, Fatayat NU Gagas Satgas Sahabat Sebaya di Sekolah
Menurutnya, melalui pelatihan ini para alumni akan belajar tentang nilai keagamaan, nasionalisme, dan kecintaan pada tanah air.
“Mbah Wahab banyak memberikan contoh, bahwa nasionalisme dan sikap religius dapat berjalan seiring,” tegasnya.
Silatnas IKA Mantab ditutup dengan pemotongan tumpeng ulang tahun ke-9. Potongan tumpeng diserahkan oleh Ketua IKA Mantab kepada Ketua Yayasan Bahrul Ulum, Gus Wafi sebagai wujud dukungan alumni terhadap kemajuan Bahrul Ulum.