Senin, 04 February 2019 02:47 UTC
Ilustrasi panen kopi. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Sigi – Para petani kopi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sedang panen raya kopi. Panen kopi tahun ini cukup melimpah karena buah kopi sangat lebat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Panen sekarang ini, buahnya cukup lebat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Marlan, salah satu petani dari Desa Berdikari, Kecamatan Palolo, Sigi, Senin 4 Januari 2019.
BACA JUGA: BI Kediri Kembangkan Kopi di Dua Kota
Ia mengatakan panen raya kopi tidak hanya dinikmati oleh petani di Dataran Palolo tetapi juga Dataran Nokilalaki.
Sebaliknya, untuk komoditi perkebunan unggulan lainnya yakni kakao, buahnya tidak selebat buah kopi. Palolo dan Nokilalaki merupakan sentra produksi kakao terbesar di Kabupaten Sigi.
BACA JUGA: Pakar Kopi Meksiko Puji Kualitas Kopi Dampit
Hal senada juga disampaikan Arie, seorang petani kopi di Dataran Nokilalaki bahwa panen kopi di wilayah itu cukup mengembirakan.
Menurut dia, yang lebih menyenangkan lagi, di tengah-tengah berlangsungnya panen raya, harga komoditas ekspor tersebut juga tetap bertahan.
Harga biji kopi di tingkat petani saat ini berkisar Rp25.000/kg. "Itu harga langsung di petani," kata dia.
BACA JUGA: Sepuluh Cara Menyuguhkan Kopi di Nusantara
Sementara harga kopi biji di pasaran Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah berkisar Rp27.000/kg. Ada selisih Rp2.000/kg.
"Dan ini cukup menguntungkan petani, jika menjual hasil panen langsung kepada pedagang pengumpul di Kota Palu," ujarnya.
Di Sulteng ada beberapa daerah sentra produksi kopi selain Kabupaten Sigi, seperti Kabupaten Poso,Donggala, Morowali, Banggai, Tolitoli, Buol,Parigi Moutong dan Tojo Una-Una.
Tetapi dua sentra produksi kopi terbesar di Sulteng adalah Kabupaten Sigi dan Poso. Dua kabupaten di Sulteng itu, kini sedang gencar-gencarnya mengembangkan komoditi perkebunan, khususnya kopi, karena didukung kondisi tanah dan iklim yang memadai.