Logo

Sepuluh Cara Menyuguhkan Kopi di Nusantara 

Reporter:,Editor:

Minggu, 20 January 2019 08:45 UTC

Sepuluh Cara Menyuguhkan Kopi di Nusantara 

Ilustrasi kopo. Foto: pixabay

JATIMNET.COM, Surabaya - Minum kopi bukan lagi sekadar rutinitas semata. Tetapi di dalamnya mengandung sebuah tradisi turun temurun yang masih dijaga kelestariannya.

Dalam catatan sejarah, M.C Ricklefs menulis, kopi diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1696, dan menjadi sumber keuntungan utama bagi VOC di Indonesia. Saat itu Koffiestelsel banyak difokuskan di daerah Priangan (Jawa Barat).

Di Indonesia sendiri punya beragam tradisi menikmati secangkir kopi. Dirangkum dari berbagai sumber, ragam sajian kopi tradisional Nusantara sangat unik. Berikut daftarnya.  

1. Kopi Durian Medan

Sudah jadi rahasia umum bahwa Medan merupakan salah satu destinasi favorit para pecinta durian. Dan ternyata durian pun bisa dijadikan kopi.

Kenikmatannya bukan hanya jadi ciri khas Sumatera Utara, tetapi sudah menyebar ke Sumatera Selatan, Bengkulu maupun Lampung. Biasanya, durian yang digunakan berasal dari daerah Sidikalang, Medan.

Cara penyajiannya pun beraagam. Kopi yang telah diseduh akan dicampur dengan daging durian yang telah dihaluskan dengan campuran es menggunakan blender.

Adapula yang menambahkannya dengan susu kental manis. Selain untuk melembutkan aroma durian, susu kental manis bisa membuat durian menyatu dengan sempurna dengan kopi sehingga menghasilkan kopi kaya rasa. 

Di Sumatera Selatan, kopi durian tidak dicampur dengan susu kental manis tapi direbus bersama dengan air kopi dan gula.

Tapi tidak sembarang orang bisa menikmati kopi ini, terutama bagi yang punya masalah tekanan darah tinggi, asam urat dan kolesterol kronis. 

2. Kopi Takar Mandailing Natal

Kopi yang berasal dari daerah Mandailing Natal Sumatera Utara ini punya ciri khas. Takar dalam bahasa Mandailing berarti batok kelapa. Artinya kopi ini tidak disajikan dalam cangkir melainkan batok kelapa. Uninknya, minuman ini diaduk menggunakan kayu manis.

Kopi yang digunakan biasanya kopi Sidikalang atau Mandailing. Adapun kopinya dicampur dengan gula aren dan susu kental manis. Karena disajikan dengan gula aren, saat meminumnya terasa sensasi hangat di tenggorokan.

3. Kopi Talua Minangkabau

Racikan khas daerah Minangkabau ini meracik kopi dengan menggunakan kuning telur, yang bisa berasal dari telur ayam kampung atau telur itik.

Untuk membuatnya, ambil kuning telur lalu dicampurkan dengan susu kental manis, serbuk kayu manis dan kemudian dikocok hingga mengembang. 

Racikan kuning telur itu dicampur dengan air kopi mendidih. Air mendidih inilah yang mematangkan telur tadi dan menciptakan tekstur buih pada kopi talua.

Kopi ini dipercaya mampu menambah tenaga dan vitalitas kaum pria. Tertarik menyeruput kopi ini?

4. Kopi Kawa Padang

Masih berasal dari daerah Sumatera Barat, Kopi Kawa ini dibuat dari daun kopi robusta yang diasapi hingga kering. Setelah itu diseduh dan disajikan menggunakan batok kelapa.

Kopi ini merupakan tradisi lama masyarakat Minang. Dalam sejarahnya, Belanda menerapkan tanam paksa di tanah Minang. Saat itu, kopi adalah komoditas bernilai tinggi.

Mirisnya, masyarakat Minang tidak diperbolehkan mencicipi kopi yang ditanamnya. Untuk mengobati kekecewaannya masyarakat Minang mengolah daun kopi, dan lahirlah minuman khas Minang ini. 

5. Kopi Joss, Yogyakarta

Para pecinta kopi pasti sudah tidak asing dengan kopi ikonik Yogyakarta ini. Kopi joss adalah kopi tubruk yang diberi arang panas. Saat dicampur dalam kopi akan keluar suara 'josssss'.

Mitosnya arang panas dari Kopi Joss ini menurunkan kadar kafein dari kopi. Adapula yang mengatakan bisa menetralisir racun dari tubuh. Namun adapula yang tidak sepakat karena menganggap arang mengandung karbon yang tidak baik bagi tubuh.

Hingga saat ini anggapan tersebut belum dibuktikan secara ilmiah. Yang penting adalah rasa dan pengalaman menikmati Kopi Joss ini jangan dilewatkan ketika berkunjung ke Yogyakarta.

6. Kopi Tubruk Jawa

Kopi yang awalnya populer di Jawa dan Bali ini sangat enak, mudah dan praktis. Biji kopi ditumbuk atau digiling lalu diseduh dengan air panas di cangkir. Kopi ini dihidangkan beserta ampasnya, seperti cara seduh di Turki.

Suhu air sangat penting dalam membuat kopi tubruk. Air yang dituangkan ke dalam cangkir harus benar-benar panas, idealnya 93 derajat celcius. Jika tak ada termometer, diamkan air mendidih selama 2 menit sebelum dituangkan ke cangkir.

7. Kopi Saring Aceh

Kopi saring dikenal dari daerah Aceh. Berbeda dengan metode seduh yang menggunakan saringan atau filter pada umumnya. Penyaring yang digunakan untuk membuat minuman ini adalah saringan kain. Saringan ini nantinya ditarik ke atas untuk disaring berulang kali, itulah kenapa di daerah lain minuman ini dikenal juga sebagai kopi tarik.

Untuk membuatnya, bubuk yang digunakan adalah ukuran giling coarse atau kasar. Biji yang digunakan masyarakat Aceh untuk membuat minuman ini adalah jenis robusta dari Ulee Kareeng, bukan jenis arabika dari Gayo.

8. Kopi Ijo Tulungagung 

Salah satu racikan kopi yang unik berasal dari Tulungagung, yaitu Kopi Ijo. Kopi ini berwarna kehijauan karena menggunakan biji kopi yang tidak melalui proses roasting.

Biji yang digunakan hanya diletakkan di atas wajan tanah liat dan disangrai menggunakan kayu bakar, setelah itu ditumbuk. Kopi Ijo dipercaya bisa menurunkan berat badan dan bisa mencegah diabetes.

9. Kopi Rarobang Ambon

Kopi ini diracik dengan aneka rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, kayu manis dan madu. Semua rempah-rempah ini direbus bersama bubuk kopi hingga mendidih.

Rasanya sangat kaya dan menyegarkan. Minum kopi rarobang bisa membuat badan hangat dan nyaman. Sayangnya, untuk minum kopi ini harus terbang ke Ambon karena belum banyak di luar kota Ambon.

10. Kopi Lelet, Rembang

Kopi lelet diracik dengan metode tubruk, dan disajikan di atas tatakan piring kecil untuk menampung ampas minuman yang nantinya digunakan untuk ngelelet. Ngelelet adalah tradisi kopi khas Indonesia yang berasal dari Rembang, tepatnya di sebuah desa bernama Lasem.

Tradisi ini pada dasarnya adalah seni membatik di atas rokok menggunakan ampas kopi. Saat ini tradisi lelet tidak hanya dilakukan oleh warga Rembang, namun juga tersebar di daerah lain, seperti Solo dan Jogja.

Meski mirip dengan kopi tubruk, pemilihan bahan kopi lelet tidak bisa sembarangan. Harus menggunakan bubuk yang digiling dengan ultra fine. Maksudnya, biji yang telah di-roast digiling khusus hingga ukuran bubuknya sangat halus seperti tepung.

Minuman ini rasanya sangat pahit dan meninggalkan aftertaste yang lama. Karena itu, biasanya disajikan dengan dicampur gula dan susu kental manis.