Sabtu, 20 December 2025 09:00 UTC

Suasana Konferda DPD PDIP Jatim yang menetapkan Said Abdullah kembali sebagai ketua periode 2025-2030. Foto: Januar.
JATIMNET.COM, Surabaya - Said Abdullah terpilih memimpin PDI Perjuangan Jawa Timur (Jatim) periode 2025-2030 setelah melalui konferensi daerah (konferda) partai politik tersebut, Sabtu, 20 Desember 2025.
Masa kepemimpinan Said ini untuk kedua kalinya. Pada periode sebelumnya atau 2019-2024, ia juga terpilih sebagai Ketua PDI Perjuangan Jatim.
Dalam Konferda, struktur kepengurusan PDI Perjuangan Jatim juga ditetapkan sebagai kelanjutan konsolidasi organisasi partai.
“Hari ini saya kembali menerima tanggung jawab untuk melanjutkan kepemimpinan sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur hingga 2030. Amanah ini tentu tidak mudah karena tantangan politik ke depan akan terus berubah dan tidak ringan,” kata Said Abdullah usai penetapan hasil konferda.
Said menegaskan bahwa amanah tersebut tidak mungkin dijalankan secara individual. Menurutnya, dukungan seluruh kader partai di Jatim menjadi kunci utama untuk menjaga soliditas dan keberlanjutan perjuangan PDI Perjuangan.
“Tanpa dukungan dan sokongan dari seluruh kader, sebesar apa pun tugas ini akan terasa berat. Karena itu saya memohon kepada seluruh pengurus DPD PDI Perjuangan Jawa Timur periode 2025–2030 untuk bersama-sama membesarkan amanah ini,” ujarnya.
Said Abdullah menekankan bahwa PDI Perjuangan Jatim harus tetap menjadi partai yang demokratis, solid, dan berorientasi ke depan.
Ia juga mengajak seluruh jajaran, mulai dari anak ranting hingga DPD, untuk kembali merebut kejayaan sejarah PDI Perjuangan di Jatim dalam lima tahun ke depan.
Saat ini, kata Said, jumlah anggota PDI Perjuangan Jatim tercatat sekitar 500 ribu orang. Ke depan, ia menargetkan peningkatan keanggotaan secara signifikan.
“Dalam lima tahun ke depan, kita harus menargetkan penambahan anggota antara satu hingga lima juta orang. Ini hanya bisa tercapai jika kehadiran PDI Perjuangan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pendekatan partai kepada masyarakat tidak boleh bersifat pragmatis atau transaksional, melainkan diwujudkan melalui program-program kerakyatan dan kemitraan strategis yang berkelanjutan.
Salah satu fokus utama kepemimpinan Said Abdullah ke depan adalah menyasar generasi muda, khususnya generasi Z dan milenial.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, jumlah generasi muda mencapai sekitar 11,7 juta orang atau sekitar 78 persen dari total penduduk di provinsi tersebut.
“Sebagian besar dari mereka adalah pemilih pemula. Ini merupakan potensi besar yang harus kita rangkul dengan pendekatan yang tepat,” ujarnya.
Sebagai bentuk konkret, DPD PDI Perjuangan Jatim akan menggagas program Youth Venture Fund (YVF). Program ini bertujuan membangun semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi generasi muda melalui pembentukan badan usaha yang dikelola anak-anak muda Jatim.
Melalui YVF, PDI Perjuangan Jatim menargetkan dapat menjangkau sedikitnya 50 ribu generasi muda dan mendorong lahirnya 50 ribu perusahaan rintisan (startup) hingga tahun 2030.
“Mereka akan mendapatkan akses permodalan tanpa jaminan, pendampingan usaha, serta pembaruan berkelanjutan. Program ini harus sejalan dengan pengembangan ekonomi kreatif dan ekonomi digital,” kata Said.
Ia menambahkan, pengembangan aset digital dan pemanfaatan media sosial secara profesional juga akan menjadi bagian dari strategi partai untuk menjangkau generasi muda.
Selain isu kepemudaan dan ekonomi, Said Abdullah juga menyoroti tingginya risiko kebencanaan di Jatim. Menurutnya, mitigasi bencana harus menjadi bagian penting dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Gotong royong masyarakat Jawa Timur dalam penanganan bencana sudah terbukti kuat. Namun mitigasi bencana harus diperkuat melalui perencanaan yang matang dan masuk dalam kebijakan APBD serta pembangunan daerah,” ujarnya.
DPD PDI Perjuangan Jatim, kata Said, akan terus mengawasi dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah demi keselamatan masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Said Abdullah juga menegaskan perubahan cara kerja partai ke depan. PDI Perjuangan, menurutnya, tidak boleh hanya aktif pada momentum pemilu atau kampanye, melainkan harus bekerja setiap hari menyerap aspirasi rakyat.
“Indikator kerja setiap jenjang partai harus jelas dan terukur, sehingga keberadaan PDI Perjuangan benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” katanya.
Menutup pidatonya, Said Abdullah berharap seluruh amanah kepemimpinan ini dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya dan menjadi bagian dari pengabdian kepada rakyat.
“Semoga perjuangan ini dimudahkan jalannya, dilapangkan niatnya, dan menjadi bagian dari ibadah kita kepada rakyat. Mari kita rapatkan barisan,” pungkasnya.
