Rabu, 30 January 2019 23:27 UTC
Kepala Perwakilan BI Kediri Djoko Raharto. Foto: Baehaqi Almutoif.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kediri Djoko Raharto mengatakan saat ini pihaknya tengah mengembangkan bibit kopi di wilayah Tulungagung.
“Pada tahap awal yang sudah kita lakukan menanam 2.500 batang pohon. Kemudian 9.500 batang pohon yang sudah ditanam, dan terbaru 32.000 batang,” ujar Djoko di sela pelatihan wartawan ekonomi yang gelar Kantor Perwakilan BI Jawa Timur di Probolinggo, Rabu 30 Januari 2019.
Seluruh batang tersebut telah ditanam di Tulungagung dan Kediri. Sebagian lagi ada di Sendang dan Pagerwojo, Tulungagung dan Medowo, Kediri.
Ia optimis batang pohon kopi yang baru ditanam ini bisa menumbuhkan lonjakan produk kedepannya. Ditargetkan produksinya sudah bisa dinikmati para petani tahun depan. "Ini dua tahun sudah berbuah," ungkapnya.
BACA JUGA: Kopi Wonosalam Miliki Daya Pikat Di Kediri
Kopi ditanam di Medowo dan Sendang adalah jenis Robusta dengan hasil panen mencapai 20 ton. Sedangkan jenis Arabika masih belum bisa dihitung karena matangnya belum merata.
“Untuk kopi arabika baru mulai dan sudah ada yang merah. Sekarang sudah mulai ramai buahnya, tapi masih kecil-kecil,” bebernya.
Kantor Perwakilan BI Kediri selain memberi bantuan berupa batang kopi, juga terhadap mesin proses sangrai bagi petani dan rumah produksi.
Djoko berharap setelah bantuan serta pendampingan, para petani bisa mengembangkan sendiri kopi. "Sekarang ini sudah mulai ada yang menanam bibit lagi. Kami juga sudah memberi edukasi, dan hasilnya bagus," sebutnya.
BACA JUGA: Pakar Kopi Meksiko Puji Kualitas Kopi Dampit
Di tempat yang sama, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah mengatakan, untuk mengurangi defisit perdagangan luar negeri pihaknya sedang melakukan upaya penanaman komoditas unggulan. Kopi adalah salah satu komoditas unggulan
“Fokus BI komoditas ini kami harapkan bisa mengurangi impor, salah satunya dengan pengembangan kopi di beberapa daerah,” kata Difi.
Namun dia mengakui saat ini masih terkendala dengan standar kualitas kopi. Menurutnya ini adalah pekerjaan rumah bagi industri kopi yang harus segera dicari jalan keluarnya.