Sabtu, 15 December 2018 11:40 UTC
Simulasi kebakaran yang dilakukan Dinas Kebakaran Kota Surabaya di kampung Embong Malang Utara pada Sabtu 15 Desember 2018. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Surabaya – Peristiwa kebakaran di Kota Surabaya selama tahun 2018 mencapai 800 kejadian. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2017 lalu.
"Jumlah angka kebakaran tahun ini kurang lebih meningkat 50 persen dibandingkan 2017," ujar Irvan dalam keterangan resmi yang diterima Jatimnet.com, Sabtu 15 Desember 2018.
Plt Kepala Dinas Kebakaran Kota Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, bertambahnya jumlah kebakaran salah satu faktornya adalah anomali cuaca. Kemarau panjang yang terjadi tahun ini ditengarai menjadi penyebab.
BACA JUGA: Kebakaran Menewaskan 8 Orang, Labfor Amankan Kompor
Data dari dinas kebakaran menyebutkan, lahan kosong dan alang-alang mendominasi dengan 652 kejadian. Sedangkan untuk bangunan yang terbakar 151 kejadian dan kendaraan sebanyak 19 kali. Dengan jumlah korban jiwa meninggal selama 2018 tercatat 8 orang, serta 8 orang terluka.
Untuk penyebabnya, 298 titik kebakaran dipicu api terbuka (korek api, kompor, lilin, obat nyamuk bakar, minyak dan lain-lain). Kemudian 105 kebakaran dikarenakan arus pendek akibat hubungan pendek, beban lebih serta petir. Lalu 4 kejadian kebakaran disebabkan api mekanik. Sisanya 405 kejadian kebakaran belum diketahui penyebabnya, masih dilakukan penyelidikan.
BACA JUGA: Kebakaran Di Kapasan Diduga Akibat Arus Pendek
Banyaknya angka kebakaran pada tahun ini, membuat Irvan kembali mengingatkan kepada masyarakat terutama mereka yang tinggal di kawasan padat penduduk selalu siap siaga. “Kita terus lakukan sosialisasi untuk menumbuhkan kesadaran dan tanggap kepada warga saat menghadapi kejadian kebakaran,” urainya.
Selain itu, ia meminta kepada ketua RT dan RW untuk membongkar gapura dan kabel-kabel yang melintang secara tidak teratur. Dari kejadian kebakaran yang terjadi belakangan ini diungkapkan bahwa hal itu menghambat mobil damkar serta kerja petugas melakukan evakuasi saat terjadi kebakaran.
“Saya sampaikan pemahaman agar warga sadar masalah kecil semacam ini. Lebih mementingkan harta atau nyawa?,” tutur pejabat yang juga sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja tersebut.
BACA JUGA: Setelah 6,5 Jam, Kebakaran Pabrik Plastik Driyorejo Padam
Sementara itu, Kasi Pengendalian Dinas Kebakaran Kota Surabaya Gatot menambahkan, pemetaan terus dilakukan saat ini olehnya. Ini bertujuan untuk pengenalan wilayah padat penduduk. Seberapa efektifkah mobil pemadam kebakaran jenis bronto 55 dan 104 menjangkau titik kebakaran terjauh dari jalan besar.
Maka dari itu, simulasi terus dilakukan untuk melihat jangkauan alat dari jalan besar ke dalam kampung. Ada dua simulasi kebakaran yang dilakukan, yakni simulasi kebakaran kering dan kebakaran basah. "Setelah dilakukan simulasi hasil jangkauan sekitar 50 meter dari tepi jalan," kata Gatot.