Logo

Pengusaha Tolak Pengosongan Gedung Hi-Tech Mall

Reporter:,Editor:

Senin, 18 February 2019 05:56 UTC

Pengusaha Tolak Pengosongan Gedung Hi-Tech Mall

Sejumlah pengusaha dan karyawan Hi-Tech Mall menggelar aksi menolak pengosongan gedung yang akan dilakukan revitalisasi. Foto: Khoirotul Latifiyah.

JATIMNET.COM, Surabaya – Ratusan pengusaha dan karyawan Hi-Tech Mall Surabaya menolak pengosongan gedung yang akan direvitasliasi pemkot. Penolakan itu dilakukan sambil menggelar aksi yang dilakukan di depan Taman Surya, Senin 18 Februari 2019.

“Kemarin (7 Februari 2019) kami sudah audiensi bersama pemkot. Dan Bu Risma (Wali Kota Surabaya) memutuskan untuk mengosongkan gedung untuk direvitalisasi,” kata Koordinator Lapangan aksi, Yanto Sugiarto.

Sejauh ini pemkot memberi dua opsi para pengusaha. Opsi pertama pengosongan secara menyeluruh sebagai pilihan pertama. Sedangkan opsi kedua mengosongkan sebagian gedung dengan memindahkan penjual ke sisi belakang.

Dalam audiensi tersebut, wali kota menolak perombakan penjual ke sisi gedung dan memilih untuk mengosongkan. Keputusan tersebut dinilai meresahkan sekaligus merugikan pengusaha yang sudah lama berjualan.

BACA JUGA: Demi Revitalisasi, Pemkot Surabaya Tertibkan PKL Jalan Panggung

“Sekarang kami menagih janji untuk tidak mengosongkan gedung di bulan Maret. Harapan kami aksi ini didengar Bu Risma,” katanya.

Memang pihak pengelola, yakni PT Sasana Boga memberikan kontrak hingga akhir Februari ini. Namun para pengusaha meminta agar ada perpanjangan dan membiarkan tetap ada aktivitas jual beli di Hitech Mall hingga Maret.

Yanto mengakui PT Sasana Boga sebagai pengelola memberikan kontrak hingga akhir Februari. Namun sejumlah pengusaha meminta agar ada perpanjangan dan membiarkan aktivitas tetap berjalan di Hi-Tech Mall.

“Kita memohon dan meminta Bu Risma bagaimana nasib pedagang. Jika digusur, karena dari pihak pengelola berasumsi surat dari pemkot meminta ada pengosongan. Jika kami hanya dialihkan ke belakang tidak masalah, asalkan masih di Hi-Tech,” tegas Yanto.

Pada dasarnya sejumlah pengusaha mendukung revitalisasi dan pembangunan tempat kesenian di bagian depan Hi-Tech Mall. Harapannya adalah pada pengusaha masih bisa berjualan.

Apalagi pembangunan ini dinilai akan berlangsung secara bertahap. Pihak penyewa meminta proses revitalisasi dilakukan bergiliran di setiap sisi bangunan.

“Kan di belakang masih belum (belum dibangun), tidak mungkin pembangunan tahun ini semuanya. Ndak papa dipindah dulu. Bangun dulu yang depan, terus kita pindah ke belakang, yang penting wadah itu tetap ada," katanya.

BACA JUGA: Disbudpar Surabaya Kembali Revitalisasi Kota Lama Pekan Ini

Sebelumnya, hasil audiensi dengan media pada 8 Februari 2019 lalu, Kepala Badan Pembangunan dan Perencanaan Kota Surabaya (Bappeko) Ery Cahyadi mengungkapkan akan ada dua opsi dalam melakukan revitalisasi Hi-Tech Mall.

Pertama adalah pengosongan gedung dengan memindahkan sementara para penjual. Untuk opsi kedua akan ada perombakan kegiatan jual beli di bagian belakang gedung selama ada revitalisasi di bagian depan gedung.

Hanya saja saat dikonfirmasi ulang terkait tuntutan pengusaha, Bappeko belum memberi konfirmasi maupun ditemui, dengan alasan masih rapat.

Dalam aksi ini diikuti semua pengusaha dan karyawan yang berjualan di Hi-Tech Mall. Selama aksi berlangsung, massa memadati Jl Walikota Mustajab dan menyebabkan kemacetan dua jam lebih. Demo berjalan mulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB.