Minggu, 29 March 2020 11:18 UTC
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa. Foto: Dok Jatimnet.com.
JATIMNET.COM, Surabaya – Meluasnya pandemi virus corona dan makin bertambahnya pasien di Jawa Timur memunculkan wacana penutupan akses atau lockdown di Madura. Isu pembahasan ini sempat muncul pada Sabtu 28 Maret 2020 untuk memproteksi empat kabupaten di Pulau Garam.
Namun belum sampai pada putusan final, kabar tersebut langsung dibantah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di sela mengecek drive through penyemprotan disinfektan di Jembatan Suramadu.
“Tidak ada lockdown (Madura), tapi ada proteksi dengan berbagai pemeriksaan berlapis, sebagai bentuk pencegahan,” kata Khofifah, Minggu 29 Maret 2020.
BACA JUGA: Social Distancing Mulai Diterapkan di Terminal Penumpang
Mantan menteri sosial itu mengungkapkan bahwa yang diberlakukan adalah proteksi berlapis. Tidak hanya di terminal bus yang dilakukan pengecakan semaksimal mungkin. Sejumlah tempat seperti penyeberangan (pelabuhan) dan Jembatan Suramadu tak luput dari pengawasan.
“Saya ingin mengulangi, ini adalah pemeriksaan dan pencegahan berlapis. Meski Pemkab Bangkalan dan polresnya sudah melakukan penyemprotan, tapi (pencegahan) ini kami tetap kami lakukan, karena Suramadu sebagai pintu keluar-masuk dari Jawa ke Madura atua sebaliknya,” urainya.
Di ujung pintu masuk Jembatan Suramadu baik yang dari arah Surabaya maupun Madura telah disediakan penyemprot disinfektan. Langkah ini, lanjut Khofifah, untuk memperkecil penyebaran virus yang juga dikenal dengan covid-19 tersebut.
Berkaitan dengan lockdown, ia menegaskan yang berhak melakukan adalah pemerintah pusat. Selain itu, pemberlakuan sistem ini memiliki risiko yang cukup besar, tidak hanya bagi warga tetapi juga dampak sosial lainnya.
BACA JUGA: Risma Ajak Warga Jaga Fasilitas Publik Untuk Lawan Covid-19
Munculnya wacana lockdown ini tak lepas dari beredarnya surat pemberitahuan di sejumlah media sosial. Terlebih surat tersebut muncul setelah digelarnya rapat teleconference empat bupati di Madura dengan melibatkan forkompimda, polisi dan TNI.
Pengaturan lockdown mengharuskan warga tidak mondar-mandir di jalan dan harus berada di rumah. Sementara TNI/Polri mendapat tugas melakukan pengiriman bahan makanan ke Madura.
“Tidak betul, yang benar adalah koordinasi penyediaan drive through disinfektan di Jembatan Suramadu, untuk mencegah meluasnya covid-19,” tutup Khofifah.
