Logo

Pemkot Surabaya Rutin Lakukan Normalisasi Kalimas

Reporter:,Editor:

Minggu, 19 January 2020 15:39 UTC

Pemkot Surabaya Rutin Lakukan Normalisasi Kalimas

PRO AKTIF. Pemkot Surabaya mengerhkan backhoe untuk melakukan normalisasi Kalimas guna meningkatkan daya tampung air. Foto: Restu Cahya

JATIMNET.COM, Surabaya – Pemkot Surabaya rutin melakukan normalisasi Kalimas untuk mengantisipasi luapan air dan saluran lain yang terkoneksi dengan sungai tersebut.

Normalisasi atau pengerukan sungai dilakukan untuk mengantisipasi genangan di pemukiman maupun tempat-tempat lain. Selain itu, juga untuk menampung tingginya curah hujan, akibat pendangkalan atau sedimentasi.

“Pemeliharaan ini rutin dilakukan, minimal setahun sekali. Pengerukan ini untuk mengembalikan kapasitas saluran seperti semula,” kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, Minggu 19 Januari 2020.

Pemkot Surabaya sudah melakukan pengerukan sejak Jumat 17 Januari 2020 lalu. Pengerukan dimulai dari Taman Lalu Lintas hingga DAM Karet Gubeng dengan Panjang kurang lebih satu kilometer.

BACA JUGA: Khofifah Anggap Pendangkalan Kalimas Salah Urus

Dalam dua hari pengerukan ini mencapai 26 rit, sementara satu rit mencapai tujuh meter kubik. Pada tahun sebelumnya, hasil pengerukan mencapai 6.570 rit. Kala itu, pengerukan dimulai dari Jalan Akhmad Jais, Kramat Gantung, Peneleh, Kalimas Barat, Jembatan Merah sisi Utara dan Selatan, Semut Kali hingga Ngemplak.

Pengerukan ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP). Dalam pengerukan itu, pihak DPUBMP mengerahkan backhoe dan sejumlah dump truck untuk mengangkut sedimen.

“Biasanya sedimen dibuang di bekas tanah kas desa untuk dibuat lapangan futsal atau pembangunan lain. Kadang juga untuk pembuatan taman, karena tanah sedimen lebih subur,” urai Alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) itu.

Febriadhitya menjelaskan pengelolaan sungai berada di beberapa instansi. Sebut saja Kalimas dikelola Perum Jasa Tirta, Kali Lamong pemeliharaannya di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Kali Makmur Wiyung oleh BBWS Brantas, serta Kali Perbatasan di bawah naungan Dinas PU Pengairan Jawa Timur.

BACA JUGA: Tingkatkan Kunjungan Wisatawan, Surabaya Tambah Destinasi Wisata Baru

“Sebelumnya kami sudah berkoordinasi, karena beberapa instansi juga memiliki agenda yang sama,” tutur Febriadhitya.

Saat ditanya mengapa Pemkot Surabaya yang lebih proaktif, Febriadhitya mengaku langkah ini untuk mencegah genangan akibat luapan sungai. Selain itu, Kalimas juga menjadi muara dari beberapa saluran air tersier dan sekunder di sekitar pemukiman. Di sisi lain, Perum Jasa Tirta kurang optimal melakukan normalisasi.

Menurutnya, ketidakoptimalan tersebut disebabkan panjangnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikelola. Sebab Perum Jasa Tirta mengelola sungai dari Karangkates di Kabupaten Malang, Tulungagung, Kediri, Kali Porong hingga di Surabaya.

“Mungkin banyak yang diurusi. Kemudian, Jasa Tirta memandang, Surabaya mempunyai banyak tenaga operasional untuk melakukan pengerukan,” Febriadhitya menjelaskan.