Jumat, 21 November 2025 08:04 UTC

Anggota Komisi A DPRD Jawa Timur, Dr. Soemarjono, MM., PPd saat menyampaikan sambutannya. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Probolinggo – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus memperkuat kerukunan masyarakat dan mencegah potensi konflik sosial melalui berbagai program penguatan toleransi. Salah satunya terlihat dalam kegiatan Kenduri Kebhinekaan bertema “Penguatan Kebhinekaan di Lingkungan Masyarakat” yang digelar di Hotel Kampoeng Kita, Desa Condong, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jumat siang, 22 November 2025.
Kegiatan ini bertujuan memperdalam pemahaman masyarakat mengenai pentingnya persatuan, sekaligus meningkatkan kemampuan warga dalam menyikapi perbedaan serta arus informasi di ruang digital.
BACA: Komisi A DPRD Jatim Sebut Perubahan Perda Trantibum Sudah Mendesak
Acara menghadirkan sejumlah narasumber dari unsur pemerintah dan tokoh daerah. Kabid Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Bakesbangpol Jatim, Doni Nugroho Susanto, menegaskan bahwa Jawa Timur memiliki posisi strategis sebagai salah satu gerbang baru Nusantara.
“Jawa Timur memiliki SDM yang kreatif dan inovatif, didukung lembaga pendidikan yang berkualitas, serta infrastruktur lengkap dengan 7 bandara, 37 pelabuhan, dan 12 ruas jalan tol,” ujarnya dalam sambutan.
Kesenjangan ekonomi juga menjadi salah satu faktor pemicu kecemburuan hingga potensi konflik antarkelompok. Foto: Hasan
Anggota Komisi A DPRD Jatim, Dr. Soemarjono, MM., PPd, juga menyoroti pentingnya menjaga keragaman sebagai kekuatan bangsa. Ia menjelaskan bahwa kebhinekaan mencakup beragam suku, agama, ras, dan antargolongan yang telah membentuk identitas masyarakat Indonesia.
“Prinsip Bhinneka Tunggal Ika—berbeda-beda tetapi tetap satu—adalah pilar utama dalam menjaga harmoni di tengah masyarakat yang sangat heterogen,” tuturnya.
Ia kemudian memaparkan sejumlah tantangan kebhinekaan di era modern, seperti polarisasi sosial, perbedaan pandangan yang makin menguat, hingga fenomena echo chamber di media sosial. Kesenjangan ekonomi juga disebutnya sebagai faktor pemicu kecemburuan hingga potensi konflik antarkelompok.
BACA: Jaringan Teroris Incar Pelajar, Cak Sumardi Ingatkan Kewaspadaan di Media Sosial
“Hoaks dan disinformasi menjadi ancaman serius karena penyebaran berita bohong dapat dengan mudah memecah persatuan bangsa,” tambahnya.
Pada sesi berikutnya, Ketua Persatuan BPD Kecamatan Tiris, Busar S. Pd. I, menyampaikan materi tentang pentingnya meningkatkan toleransi di era digital. Ia mengajak masyarakat lebih bijak dalam menerima dan mengelola informasi.
“Jangan mudah terprovokasi konten negatif. Gunakan literasi digital untuk menyebarkan nilai toleransi dan moderasi, bukan kebencian,” tegasnya.
