Selasa, 15 March 2022 09:00 UTC
REOG. Kesenian tradisional Reog Ponorogo saat digelar di sentra UMKM Jalan Trunojoyo, Ponorogo. Foto: Gayuh Satria
JATIMNET.COM, Ponorogo – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo terus berupaya untuk mendukung Reog Ponorogo menjadi warisan tak benda atau Intangible Cultural Heritage (ICH) dari United Nation Education, Scientific, and Cultural (Unesco).
Puncaknya saat ini Pemkab Ponorogo telah menyerahkan dokumen nominasi ICH kepada Direktorat Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Reog Ponorogo bersaing dengan Jamu dan Tempe dalam kategori nominasi tunggal untuk dipilih mewakili Indonesia dalam ICH Unesco.
“Yang pertama menyerahkan dokumen tepat pada waktunya. Kemudian sudah kami lakukan naskah akademik termasuk dokumen film dan foto kepada Kemendikbud. Kami optimis mengusulkan satu-satunya oleh pemerintah pusat,” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Selasa, 15 Maret 2022.
BACA JUGA: Kesenian Reog Ponorogo Siap Hadapi New Normal di Tengah Pandemi
Giri menerangkan telah melakukan segala upaya agar Reog menjadi ICH Unesco, salah satunya dengan memanfaatkan kulit kambing untuk menjadi Kepala Barongan yang dulunya menggunakan kepala harimau asli. Selain itu, pihaknya juga telah berupaya untuk melakukan budidaya burung merak agar perajin Reog tidak mengalami kesulitan bahan baku pembuatan dadak merak yang menjadi kesatuan Reog.
“Terlebih di habitatnya, bulu merak akan selalu rontok setiap tahunnya, sehingga harapannya bulu tersebut dapat dimanfaatkan perajin Reog tanpa perlu melukai merak,” ujar Giri.
BACA JUGA: Desa Plunturan Ponorogo Siapkan Diri Jadi Desa Wisata Budaya
Terlebih dalam masa pandemi sekarang, pihaknya juga telah melakukan riset pada sejumlah perajin dan pegiat seni Reog yang sangat tergantung dengan seni pertunjukan Reog. Sehingga dikhawatirkan jika Reog tidak segera dilindungi, maka Reog akan terancam punah karena sulitnya untuk melakukan pertunjukan.
“Bukan penting mana tempe atau jamu, namun hanya urgent mana. Saya pikir kami optimis bahwa Reog segera dilindungi,” kata Giri.
Giri berharap jika Reog terpilih menjadi ICH-Unesco, maka akan semakin banyak anak bangsa yang menjunjung tinggi warisan nenek moyang dengan cara mengabdi di Reog. Selain itu, diharapkan akan mampu mendongkrak wisata dan mengundang banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
“Ayo Reog kita unggah di akun-akun sosmed masyarakat agar dunia melihat Reog go internasional,” kata Giri.