Nelayan Banyuwangi Keberatan Harus Beli Pertamax untuk BBM Kapal
Keluhan Disampaikan pada Ketua DPR dan Menteri KKP

Reporter
Ahmad SuudiSabtu, 13 November 2021 - 00:00
Editor
Ishomuddin
KAMPUNG NELAYAN. Ketua DPR RI Puan Maharani dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono dalam kunjungan ke Kelurahan Kampung Mandar, Kec/Kab. Banyuwangi, Jumat, 12 November 2021. Foto: Humas Pemkab Banyuwangi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Sejumlah nelayan di Banyuwangi menyampaikan pendapatnya kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani dan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono. Hal itu mereka lakukan dalam acara dialog di Kelurahan Kampung Mandar, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jumat, 12 November 2021.
Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Pondok Layar Kampung Mandar, Rahmat Sukardi, menyampaikan pihaknya keberatan bila bahan bakar minyak (BBM) diharuskan pakai Pertamax. Dia menyampaikan sekarang petugas Pertamina hanya memberikan Pertamax untuk bahan bakar perahu para nelayan.
"Kami ini nelayan kecil dengan pendapatan yang kecil pula. Sangat keberatan apabila diwajibkan membeli Pertamax, tidak bisa membeli Pertalite," kata Sukardi.
BACA JUGA: Nelayan Banyuwangi Siap Go Online dengan Aplikasi Nelpin
Di Jawa Timur, harga dari Pertamina yang berlaku sejak tanggal 18 September 2021 untuk Pertamax Rp9.000 per liter dan Pertalite Rp7.650 per liter. Harga itu didasarkan pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Mendapatkan keluhan seperti itu, Puan melempar kesempatan menanggapi kepada Sakti. Dia mengatakan harus ada solusi terhadap keluhan masyarakat seperti itu. Sakti menjelaskan opsi bantuan yang bisa diberikannya adalah pemberian subsidi BBM melalui koperasi nelayan.
"Kita berharap subsidi BBM tidak berupa barang, melainkan berupa uang. Dalam waktu dekat kami akan lakukan survei kepada nelayan di Banyuwangi agar bantuan yang kita hadirkan tepat sasaran. Kita survei kebutuhannya apa saja," kata Sakti.
BACA JUGA: Lemuru Hilang, Kejayaan Muncar Melayang
Aspirasi juga disampaikan istri seorang nelayan Muncar, Rabiyatullah, yang meminta upaya membangun kemandirian istri-istri nelayan. Saat mereka tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan ikan suami, perempuan-perempuan ini akan semakin berdaya secara ekonomi.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati yang hadir kemudian memberikan tanggapannya. Dia mengatakan akan segera menyiapkan langkah untuk pemberdayaan kaum perempuan Banyuwangi.
"Nanti kita bisa bekerja sama dengan Pemkab Banyuwangi untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada istri nelayan," kata Bintang.