Kamis, 11 February 2021 00:20 UTC
BUSANA: Siswi SMKN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto dari jurusan tata busana menampilkan hasil karya "Luva" Rabu 10 Februari 2021. Foto : Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Sambut Hari Valentine, siswi SMK Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto lebih tampil beda. Para siswi lebih baik mengisi waktunya dengan berkreasi dan berkarya, walaupun saat ini di tengah pandemi Covid-19.
Seperti salah satu siswi kelas XII SMKN 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto, yakni Nur Laili Rachmawati, 18 tahun ini mengkreasikan ide kreatifnya dengan menampilkan model busana, mengusung tema Luva "Lunar dan Valentine" di mana ada kolaborari antara imlek dan valentine di tahun 2021.
Para siswi jurusan tata busana ini mendesain dan menjahit sendiri busana street wear, lengkap dengan maskernya dari bahan kain batik khas Mojokerto yang fashionable dan layak dikenakan di era pandemi. Di mana sekitar 32 siswi yang menjadi model tampil dalam fashion show outdoor.
"Setiap siswi kelas XII, memang diberi tantangan untuk mendesain dan menjahit sendiri baju bertema Luva tahun ini. Perpaduan antara valentine dan imlek yang cocok dengan era pandemi," ungkapnya usai menunjukkan salah satu hasil karyanya yang akan ditampilkan pada Minggu, 14 Februari 2021 di Surabaya nanti.
Baca Juga: Kolaborasi Desainer Milenial dan Perajin Batik di Mojokerto Batik Festival 2020
Pelajar asal Desa Wuluh, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang ini menyebut desain baju tersebut sebagai salah satu bagian dari Uji Kompetensi Keahlian (UKK) siswa yang menjadi syarat untuk kelulusan sekolah.
"Jadi hanya diberi bahan kain batik asli Mojokerto dari sekolah. Sedangkan desain, pola, cutting dan jahit kita kerjakan sendiri berdasar kreativitas masing-masing dan arahan dari desainer QMR juga guru yang mendampingi," bebernya.
Gadis belia ini menyebut, para siswi hanya diberi waktu selama tiga hari pengerjaan untuk satu desain dan dikerjakan di sekolah. Ini untuk menciptakan otentitas hasil karya tanpa intervensi dari luar siswa dan sekolah.
Baca Juga: Bupati Probolinggo Jadi Model Dadakan
"Semua dikerjakan di dalam sekolah, tidak boleh di bawa pulang. Kita diberi waktu 18 jam yang dibagi dalam tiga hari, dan bahan boleh dipadankan dengan denim agar bisa dipakai sehari-hari," tandasnya.
Sementara, Plt Kepala Sekolah SMKN 1 Sooko Muharto, menjelaskan UKK ini sebagai media trial unjuk keterampilan bagi siswi-siswi tata busana. Harapannya, saat lulus nanti, para siswa ini sudah siap menghadapi dunia kerja.
"Kita all out membekali ketrampilan ke mereka, selain dipandu oleh guru senior, mereka juga didampingi langsung oleh desiner yang sudah malang melintang di dunia fashion," pungkasnya.
