Selasa, 18 December 2018 10:57 UTC
Bupati Probolinggo Puput Tantriana memeragakan busana di sela peresmian Great Wall Seruni Point di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Selasa 18 Desember 2018. Foto: Zulkifli.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Aksi tak biasa dilakukan Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari dalam peresmian Great Wall atau Tembok Raksasa di Puncak Seruni Point, yang berlokasi di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura.
Bupati berparas cantik ini bersama sejumlah remaja kampung Tengger, berlenggak-lenggok memeragakan busana batik khas Tengger di atas menara Great Wall yang berada di ketinggian 2.400 meter dari permukaan laut.
Peragaan busana merupakan, bagian peresmian sekaigus pengenalan Great Wall puncak Seruni Point kepada masyarakat. Serta menjadi hiburan bagi wisatawan, dalam menyambut momen natal dan tahun baru 2019.
Meski tanpa dilengkapi karpet merah, layaknya peragaan busana pada umumnya, namun aksi para peserta, cukup menghibur pengunjung Puncak Seruni Point.
Sorak sorai tepuk tangan penonton mengiringi peragaan busana yang baru digelar pertama kalinya itu. Kolaborasi budaya dan karya seni serasa menyatu dipadu gamelan yang mengiringi jalannya peragaan busana.

Kepada wartawan, Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari mengapresiasi adanya peragaan busana di puncak Seruni Point. Peragaan busana ini digelar bertepatan dengan momen Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 yang diharapkan bisa mendongkrak kunjungan wisatawan.
“Tentunya saya bangga melihat kreativitas warga Tengger, yang bisa mengemas acara sebagus ini. Harapan saya, ini bisa menginspirasi warga Kabupaten Probolinggo lainnya,” ujar Tantri, Selasa 18 Desember 2018.
BACA JUGA: Mengenal "Gereja Merah" Di Kota Probolinggo
Sementara itu, salah satu peserta peraga busana, Ana Agustina (19) mengungkapkan berlenggak-lenggok di puncak Seruni Point butuh belajar ekstra guna menyesuaikan gerak dan pakaian.
Lokasinya yang berada di alam terbuka, menuntut model menyesuaikan gerak tangan dan kaki, agar busana yang dikenakan terlihat mengembang saat diterpa angin.
“Mengawalinya susah, dalam menampilkan gerakan yang bagus, tapi setelah dipelajari akhirnya bisa juga,” ujarnya.

Hal sama diutarakan peraga busana lainnya, Fisca (18) yang mengatakan bahwa peragaan busana di puncak Seruni Point memberikan pengalaman baru dan sensasi yang berbeda.
“Ada tantangan saat berlenggak-lenggok. Alam dan seni bisa menyatu di alam terbuka,” ungkapnya.
Sementara itu, Camat Sukapura Yulius Christian mengatakan Great Wall Puncak Seruni Point dibangun Pemerintah RI melalui Direktorat Bina Penataan Bangunan dan Lingkungan Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat senilai Rp 5 Miliar.
BACA JUGA: Instagramable, Swafoto Di Bukit “Seribu Selfie” Probolinggo
“Plaza Puncak Seruni Point ini memiliki beautiful view point guna menikmati keindahan Gunung Bromo, Semeru, sunrise (matahari terbit) dan sunset (matahari terbenam),” ujar Yulius.
Dia menambahkan lokasi ini memiliki 256 anak tangga, bordes (tempat istirahat untuk mengambil nafas), dan pagar pengaman kelas dunia untuk wisatawan atau World Class Great Wall.
Pesona Great Wall Puncak Seruni Point ini menjanjikan time tunnel bagi wisatawan. Salah satunya keberadaan empat pilar Tugu Brawijaya untuk mengenang kejayaan Kerajaan Majapahit.