Logo

Melihat Aksi Sepak Bola Api Sambut Waktu Sahur di Mojokerto

Tradisi Turun Temurun Dilakukan Para Remaja
Reporter:,Editor:

Kamis, 22 April 2021 07:40 UTC

Melihat Aksi Sepak Bola Api Sambut Waktu Sahur di Mojokerto

SEPAKBOLA API. Sepakbola api yang dilakukan para pemuda pesilat Pagar Nusa di Ponpes Al Hidayah, Dusun Sidokerto, Desa Pulorejo, Kec. Dawarblandong, Kab. Mojokerto, Kamis, 22 April 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Bulan suci Ramadan biasanya identik dengan berbagai tradisi khas. Salah satunya tradisi menjelang sahur. Belasan pemuda di Dusun Sidokerto, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto memilih cara berbeda dalam menyambut waktu sahur.

Di bawah sinar rembulan dan dinginnya malam, para remaja yang mengenakan seragam serba hitam berkumpul di lapangan Pondok Pesantren Al Hidayah. Mereka semua tergabung dalam perguruan pencak silat Pagar Nusa yang tengah melakukan latihan bela diri usai salat tarawih.

Tak hanya laki-laki yang ikut latihan tersebut, tampak di antaranya juga pesilat putri. Sebelum mulai latihan, muda-mudi itu sibuk mempersiapkan bola api yang bakal digunakan sepak bola.

Permainan ini bukan sembarang permainan. Buah kelapa tua yang sudah mengering digunakan sebagai bola sepak. Kulitnya sedikit diiris dan direndam di dalam ember dengan minyak tanah agar nantinya terbentuk bola api yang menyala sempurna.

BACA JUGA: Sepak Bola Api dalam Kontrol Emosi

"Bolanya dari kelapa tua yang sudah mengering, terus direndam minyak tanah atau bensin," ujar salah satu pelatih silat, Edi Purnomo, Kamis, 22 April 2021.

Edi menyebut kelapa kering tak serta merta bisa langsung dipakai, terlebih dahulu harus direndam dua hingga tiga hari lamanya.

SEPAKBOLA API. Sepakbola api yang dilakukan para pemuda pesilat Pagar Nusa di Ponpes Al Hidayah, Dusun Sidokerto, Desa Pulorejo, Dawarblandong, Mojokerto, Kamis, 22 April 2021. Foto: Karina N.

Sembari menunggu siapnya bakal bola api, mereka melakukan latihan fisik bersama untuk ketahanan diri. Mereka biasa menggelar latihan bersama setiap akhir pekan.

"Harus direndam dulu, kalau disiram aja ndak meresap. Nanti apinya jelek, gampang mati,” katanya.

Sekitar satu jam usai latihan fisik, rendaman bakal bola api dirasa siap. Mereka mulai membakar kelapa tua dengan korek api. Dan benar saja, kelapa tua itu terbakar dengan sempurna.

BACA JUGA: PCNU Jember Desak Polisi Tangkap Pelaku Pengeroyokan Pesilat Pagar Nusa

Sepak bola api siap digelar. Sejumlah pesilat laki-laki sudah bersiap seolah ingin menendang bola dengan api yang membara itu.

"Memang pemuda-pemuda di sini biasa main sepak bola api untuk menunggu sahur. Setiap tahun di setiap Ramadan ada," ucap pemuda kelahiran 2003 itu.

Seketika saja buah kelapa yang kering dengan api membara diperebutkan para pemuda yang bersiap dalam permainan tradisi turun temurun dan telah dilakukan sejak puluhan tahun lamanya.

Permainan ini layaknya sepak bola umumnya. Bola api ditendang, diperebutkan, dan ditangkap menggunakan tangan oleh kiper yang menjaga gawangnya.

Tak ada rasa takut akan panasnya api yang membara menyentuh kulit kaki ataupun tangan mereka. "Rasanya ndak panas, biasa saja," kata Edi.

Mereka mengaku melakukan olahraga ekstrem ini tanpa adanya ritual khusus. Olahraga menjelang sahur ini biasa dilakukan di berbagai tempat, mulai dari halaman hingga lapangan.

BACA JUGA: Pemkab Madiun Wacanakan Kampung Pesilat Jadi Wisata Budaya

Hanya saja, tetap mempertimbangkan keamanan warga sekitar untuk mencegah timbulnya berbagai hal yang tak diinginnkan.

"Tidak ada ritual khusus, hanya berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keselamatan. Kami berpegang pada ayat Al Quran yang artinya tiada kemenangan tanpa pertolongan dari Allah SWT," katanya.

Sejauh ini, mereka tak ada kendala dan keluhan dalam menggelar sepak bola api sejak dulu saat Ramadan tiba. Meski begitu, bara api tetap berisiko mencelakakan pemain. Tak ayal, Edi mengimbau masyarakat awam agar tak sembarangan menggelar sepak bola api di rumah.

"Insya Allah aman, tapi harus ada pelatihan khusus. Tidak boleh sembarangan, karena cukup berbahaya juga kalau tidak tahu triknya," ujarnya.