Senin, 03 September 2018 04:40 UTC
Sejumlah anak-anak asyik bermain sepak bola api di kampung Simokerto dalam rangkaian HUT RI ke-73. FOTO: Ellyda Retpitasari.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pernah main sepakbola api? Pasti penasaran seperti apa permainan itu. Permainan ini sempat populer beberapa tahun silam, kemudian menghilang. Umumnya sepakbola api dimainkan anak-anak dari pondok pesantren atau remaja masjid.
Itulah yang tengah dibudayakan oleh Karang Taruna RT 04, RW 02, Kelurahan Simokerto, Kecamatan Simokerto yang bekerjasama dengan Volunter Kampoeng Dolanan.
Mereka mengemas SepakBola Api sekaligus menutup rangiakan HUT RI ke-73 dengan tema Festival Kampung Dolanan II, Minggu 2 September 2018. Selanjutnya puncak acara akan diselenggarakan pada Sabtu 8 September 2018.
“Ini masih rangkaian dari acara Kampoeng Dolanan II, nantinya puncak acara akan diadakan Sabtu Malam Minggu 8 September 2018,” ujar Mustofa penggagas Kampoeng Dolanan saat ditemui di Pos RT 04, RW 02 Kelurahan Simokerto.
SepakBola Api mengilhami cerita Nabi Ibrahim AS, yang tidak mempan ketika dibakar Raja Namrud. Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar karena bisa meredam emosi dan amarah.
Acara SepakBola Api dimulai pukul 21.00 WIB dilaksanakan di lahan samping rel kereta api menuju Dipo Sidotopo yang masih aktif. Meski malam mulai larut, namun tidak mengurangi animo warga main Sepakbola Api. Meskipun dengan tempat seadanya dan dengan penerangan seadanya, tidak mengurangi keceriaan anak-anak dan semangat panitia.
Pertandingan SepakBola Api dimainkan total delapan orang atau empat lawan empat, dengan usia pemain antara 13 sampai 20 tahunan. Sementara bolanya terbuat dari bata merah yang sebelumnya dicelupkan ke spirtus, kemudian dibakar. Menurut Mustofa Sepak Bola Api dipilih karena memiliki filosofi tersendiri.
“Kenapa milik SepakBola Api, karena unsur api ada di dalam tubuh manusia. Jika manusia marah atau emosi, kemudian emosinya meledak, pasti tidak bisa main sepakbola api,” ujarnya. Ia mengatakan, jika ingin emosi itu reda, maka seseorang harus berpuasa.
Zaman dahulu, sebelum bermain SepakBola Api, para pemain diwajibkan berpuasa. Tetapi di era modern saat ini, bermain SepakBola Api sudah aman dimainkan walaupun tidak harus berpuasa.
Puncak Acara Festival Kampoeng Dolanan II akan ada event komunitas, workshop hias yoyo, tari Tradisional Madura, ludruk dari Luntas, dan pesta rakyat lainnya.
Volunter Kampoeng Dolanan tidak datang dari sekitar Simokerto saja, melainkan dari berbagai kawasan di Surabaya dan sekitarnya. Kebanyakan mahasiswa dengan berbagai latar belakang kampus dan jurusan.
Saat ditemui Jatimnet.com, terlihat para volunter mendedikasikan tenaga dan ilmunya untuk Kampoeng Dolanan. Mereka sudah seperti warga RT 04/RW 02 Simokerto.