Logo

Manfaatkan Kulit Mangga, Mahasiswa Raih Emas di Korea

Reporter:,Editor:

Senin, 02 November 2020 23:00 UTC

Manfaatkan Kulit Mangga, Mahasiswa Raih Emas di Korea

(Dari kiri) Mohamad Ikbal Pangestu, Tiara Mahendra Kurniawati, Hafildatur Rosyidah, Ulfa Miki Fitriana, dan Ahnaf merupakan Tim Platinum ITS yang sukses raih emas di Korea.

JATIMNET.COM, Surabaya - Berkat menyulap ekstrak kulit mangga menjadi agen inhibitor korosi logam SS-304 yang ramah lingkungan. Lima mahasiswa Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Analitika Data ITS berhasil meraih medali emas dalam kompetisi tahunan Korea International Women’s Invention Exposition (KIWIE) yang digelar di Korea Selatan dan diikuti oleh 17 negara.

Kelima mahasiswa itu adalah Ahnaf, Tiara Mahendra Kurniawati, Ulfa Miki Fitriana, Hafildatur Rosyidah, dan Mohamad Ikbal Pangestu. Mereka tergabung dalam sebuah tim yang bernama Platinum.

Salah satu anggota tim, Tiara Mahendra Kurniawati atau yang akrab disapa Mahen mengatakan, kulit mangga dipilih sebagai bahan dasar penelitian karena kulit mangga seringkali dibuang, jarang dimanfaatkan, dan dapat membuat limbah organik baru.

“Tak mau itu terjadi, kami memanfaatkan kulit mangga untuk dijadikan inhibitor, di mana kulit tersebut mengandung senyawa kimia seperti flavonoid yang mampu bertindak sebagai antioksidan,” kata mahasiswi yang akrab disapa Mahen itu, Senin 2 November 2020.

BACA JUGA: Arak-arakan Virtual ala Wisuda ITS ke-122

Karena sifat tersebut, lanjut Mahen, laju korosi dapat ditahan. Dalam prosesnya, pertama mereka menjemur kulit mangga hingga kering. Kemudian, kulit mangga tersebut dicacah hingga dapat dilakukan pengekstrakan. Hasil ekstrak tersebut nantinya akan dicampur dengan larutan uji yaitu air garam (NaCl).

“Larutan uji tersebut kami gunakan untuk mengetahui tingkat korosi pada logam serta efektivitas inhibitor dalam menahan laju korosinya,” ia menerangkan.

Dalam risetnya, penelitian ini sudah diujicobakan ke plat SS-304, yakni salah satu jenis plat logam yang banyak digunakan untuk kaleng makanan dan barang rumah tangga lainnya. Hasilnya, inhibitor ini berhasil menahan laju korosi dengan efisiensi sebesar 88 persen.

BACA JUGA: BPBD Jatim Gandeng ITS Cari Sumber Air di Wilayah Langganan Kekeringan

“Sebenarnya sudah ada penelitian serupa, namun yang membedakan dengan penelitian kami adalah jenis logam dan bahan inhibitor yang dipakai,” ia menjelaskan.

Meski terkendala dalam hal komunikasi dan koordinasi antar tim akibat pandemi, Tim Platinum akhirnya dapat menyelesaikan kompetisi ini dengan baik meskipun dilakukan secara daring.

“Saya berharap semoga inovasi yang kami berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam bidang inhibitor korosi pada logam yang bersifat ramah lingkungan,” ia memungkasi