Logo

BPBD Jatim Gandeng ITS Cari Sumber Air di Wilayah Langganan Kekeringan

Reporter:,Editor:

Jumat, 16 October 2020 02:20 UTC

BPBD Jatim Gandeng ITS Cari Sumber Air di Wilayah Langganan Kekeringan

CARI. Tim gabungan BPBD dan ITS menggunakan metode penelitian geolistrik untuk mencari sumber air. Foto: BPBD Jatim

JATIMNET.COM, Sidoarjo - Badan Penanggulangan Benana Daerah (BPBD) Jawa Timur menggandeng Laboratorium Fisika Bumi ITS Surabaya untuk mencari titik sumber air tanah di wilayah kekeringan. Harapannya, untuk mengatasi masalah kekurangan air selama musim kemarau. 

Plt Kalaksa BPBD Jatim Yanuar Rachmadi mengatakan, penelitian deteksi sumber air dilakukan dengan metode geolistrik. Tim gabungan dari BPBD dan ITS diterjunkan di 100 titik pengukuran sejak Oktober lalu. 

Mereka disebar di sepuluh kabupaten/kota yang langganan kekeringan, yakni, Tuban, Lamongan, Bojonegoro, Gresik, Ngawi, Pacitan, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep 

Dari masing-masing daerah itu, kata dia, sampel akan diambil di dua desa. Setiap desanya ditentukan lima lokasi yang akan menjadi tempat pencarian titik sumber air. 

BACA JUGA: 31 Wilayah di Jatim Memasuki Musim Kemarau Pada Bulan Agustus

Laporan tim, hingga Selasa 13 September 2020, penelitian geolistrik sudah berlangsung di enam desa, dua di Lamongan yaitu Desa Kramat dan Banjarejo, dua lagi di Tuban adalah Desa Tanggulangin dan Pacing, serta dua lainnya di Bojonegoro yakni Desa Nganti dan Luwihaji. 

"Ini juga menjadi solusi bagi masyarakat yang sedang berupaya mencari titik sumber air tanah di daerahnya," kata Januar, Kamis 15 Oktober 2020. 

Nantinya, kata dia, upaya pencarian titik sumber air tanah akan dipakai sebagai bahan rujukan bagi pemerintah, baik provinsi, kabupaten maupun desa dalam menangani kekeringan. 

Langkah ini, menurutnya, juga menjadi upaya kesiapsiagaan terhadap bencana kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun di daerah rawan kekeringan.

BACA JUGA: Musim Kemarau, Delapan Kecamatan di Mojokerto Alami Kekeringan

Terpisah, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, hasil sementara dari penelitian geolistrik yang telah dilakukan di Desa Kramat, Lamongan, bisa langsung dimanfaatkan oleh pemerintah desa setempat. 

Gatot sendiri mengaku telah mendatangi Desa Kramat untuk melihat langsung hasil pembuatan sumur di sekitar titik pencarian sumber air. Ia menyebut, sumur yang digali di area titik penelitian memang memancarkan air tawar, seperti yang diharapkan masyarakat. 

"Berarti penelitian geolistrik yang kita lakukan ini langsung bisa memberi manfaat bagi pemerintah dan masyarakat setempat," kata Gatot.

Rencananya, penelitian geolistrik yang dilakukan Tim BPBD Jatim bersama Laboratorium ITS akan berlanjut di tujuh daerah lain. "Diperkirakan, pada pertengahan November nanti penelitian di semua daerah sudah selesai," ungkap Gatot 

BACA JUGA: Musim Kemarau, Petani Galau

Sementara itu, Kepala Desa Kramat, Lamongan, Eko Wahyudi mengatakan, selama ini wilayahnya memang kerap mengalami kekurangan air tawar saat memasuki musim kemarau. Dari tiga dusun yang ada, sumber air tawar hanya ada di separuh Dusun Ngablak. 

Sisanya, di Dusun Cekel dan Dusun Kramat, semua sumurnya mengeluarkan air asin. “Sumur ini sengaja kita buat di halaman balai desa, agar tidak ada polemik soal kepemilikan lahan," kata Eko. 

Penelitian geolistrik ini, kata dia, memberi referensi baru bagi desanya dalam mencari titik sumber air. "Selama ini, bahan rujukan masyarakat untuk mencari sumber air hanya melalui terawangan (pandangan gaib). Dengan adanya hasil penelitian ini, kita sekarang punya rujukan dasar ilmiah untuk menentukan kebijakan titik lokasi pembuatan sumur," terangnya.