Rabu, 19 November 2025 14:15 UTC

Kondisi penerbangan di Bandara Juanda. Foto: Humas Angkasa Pura
JATIMNET.COM, Sidoarjo – Operasional penerbangan di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, dipastikan tetap normal meskipun Gunung Semeru kembali erupsi dan statusnya dinaikkan menjadi Level IV atau Awas oleh Badan Geologi Kementerian ESDM pada Rabu 19 November 2025.
General Manager Bandara Juanda, Muhammad Tohir, menegaskan bahwa hingga Rabu malam, seluruh penerbangan berlangsung sesuai jadwal tanpa hambatan.
“Penerbangan Bandara Juanda saat ini masih beroperasi normal. Namun, kami tetap berkoordinasi intens dengan BMKG, Airnav, dan maskapai untuk tetap antisipasi apabila arah debu bergerak menuju bandara,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa pihak bandara melakukan pemantauan rutin terhadap pergerakan abu vulkanik untuk memastikan seluruh aktivitas penerbangan berada dalam kondisi aman.
BACA: Erupsi, Gunung Semeru Berstatus Awas
Sebelumnya, Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status aktivitas Gunung Semeru dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB. Peningkatan level tersebut dilakukan setelah hasil pemantauan visual maupun instrumen mencatat perubahan signifikan pada aktivitas vulkanik.
“Peningkatan status ini karena aktivitas vulkanik semakin meningkat dan tidak stabil,” demikian pernyataan resmi Badan Geologi.
Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi pada pukul 14.13 WIB dengan memuntahkan awan panas guguran. Jarak luncur tidak dapat diidentifikasi karena puncak gunung tertutup kabut tebal. Aktivitas awan panas tercatat berulang hingga pukul 15.58 WIB dengan amplitudo maksimal mencapai 37 mm.
Badan Geologi kembali meminta masyarakat dan wisatawan untuk menghindari sektor tenggara, khususnya sepanjang Besuk Kobokan, hingga radius 20 kilometer dari puncak. Warga juga diminta menjauhi bantaran sungai dalam jarak 500 meter di luar zona bahaya karena risiko aliran lahar dan material vulkanik.
BACA: Jatim Terdampak Cuaca Ekstrem, Ini Peringatan BMKG Juanda
Di kawasan puncak, masyarakat diminta tidak mendekat dalam radius delapan kilometer mengingat potensi lontaran batu pijar yang bisa terjadi kapan saja.
Erupsi Semeru memicu hujan abu di beberapa lokasi, namun fenomena tersebut belum mengganggu operasional penerbangan maupun aktivitas vital di wilayah Sidoarjo dan Surabaya.
Bandara Juanda bersama Airnav dan BMKG terus memantau perkembangan abu vulkanik melalui citra satelit serta laporan pilot (pilot report) untuk memastikan keamanan seluruh rute penerbangan.
“Keselamatan tetap prioritas utama. Jika ada perubahan signifikan dalam arah abu vulkanik, seluruh pemangku kepentingan sudah menyiapkan prosedur mitigasi,” jelas Tohir.
Hingga laporan ini diterbitkan, aktivitas erupsi Semeru masih fluktuatif. Masyarakat diminta mengikuti instruksi resmi pemerintah dan tetap waspada terhadap perkembangan terbaru dari gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu. (*)
