Selasa, 21 October 2025 05:00 UTC
Kondisi cuaca di Kota Surabaya selama beberapa hari ini sulit diprediksi karena kondisi panas tiba-tiba bisa mendung dan hujan. Foto: Januar.
JATIMNET.COM, Surabaya – Cuaca ekstrem tengah melanda di sejumlah wilayah Jawa Timur. Di Kota Surabaya, misalnya, suhu panasnya mencapai 35 derajat celcius. Namun, dalam sekejap tiba-tiba hujan mengguyur. Fenomena ini telah berlangsung selama beberapa hari terakhir.
Dengan kondisi ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi di sejumlah wilayah Jawa Timur. Fenomena ini diprediksi berlangsung pada periode 20-29 Oktober 2025.
Cuaca ekstrem ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan mengatakan bahwa peringatan tersebut dikeluarkan menyusul adanya peningkatan aktivitas cuaca signifikan di sebagian besar wilayah Jawa Timur.
“Sebagian wilayah Jawa Timur, saat ini masih berada pada masa pancaroba, sementara sebagian lainnya sudah memasuki awal musim hujan. Dalam sepekan ke depan diprakirakan terdapat peningkatan potensi cuaca ekstrem yang berdampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat,” ujarnya, Selasa, 21 Oktober 2025.
BACA: Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental
Menurut Taufiq, fenomena cuaca ekstrem tersebut disebabkan oleh adanya gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.
"Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat," ucapnya.
Daerah di Jawa Timur yang berpotensi terdampak cuaca ekstrem antara lain Kabupaten Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember.
Kemudian, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Malang, Mojokerto, Nganjuk, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo.
Selain itu, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Magetan, Ngawi, Pacitan, dan Ponorogo, serta Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Probolinggo, dan Kota Surabaya.
BACA: BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas yang Melanda Sejumlah Wilayah
BMKG Juanda juga mengingatkan bahwa wilayah dengan topografi curam, bergunung, atau berbukit perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem yang dapat memicu tanah longsor, banjir bandang, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.
“Kami mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak, terutama potensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang,” kata Taufiq.
Dengan kondisi ini, Taufiq meminta masyarakat untuk memantau perkembangan kondisi cuaca terkini, masyarakat dapat mengakses citra radar cuaca WOFI melalui laman resmi https://stametjuanda.bmkg.go.id/radar/.
Juga, mengikuti informasi peringatan dini tiga harian dan peringatan dini dua hingga tiga jam ke depan yang diperbarui secara berkala melalui situs https://stametjuanda.bmkg.go.id, akun media sosial @infobmkgjuanda, layanan telepon 24 jam di (031) 8668989, dan WhatsApp 0895800300011.
BMKG juga meminta masyarakat untuk tidak panik namun tetap siaga, dengan memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan menghindari aktivitas di luar ruangan ketika terjadi hujan lebat disertai petir atau angin kencang. "Jadi harus berhati-hati saat di jalan," pungkas Taufiq.