Jumat, 05 December 2025 07:30 UTC

Suasana Forum Kolaborasi dan Dialog Publik yang digelar Dinkes Gresik dan KWG di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jumat, 5 Desember 2025. Foto: Agus Salim.
JATIMNET.COM, Gresik — Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menekankan pentingnya mengubah paradima masyarakat dalam bidang kesehatan. Jika selama ini layanan identik dengan pengobatan warga yang sakit, kini menjadi pencegahan melalui akses yang terjangkau.
Dalam upaya meningkatkan layanan, Gus Yani, sapaat akrab Fandi Akhmad Yani menargetkan peningkatan infrastruktur kesehatan secara menyeluruh. Salah satunya, puskesmas yang memiliki layanan rawat inap sudah ada 29 dari 32 fasilitas kesehatan tersebut.
"Problemnya karena tidak adanya lahan. Maka, saya mendorong tiga puskesmas yang belum memiliki layanan rawat inap bisa segera pindah lokasi yang lebih luas," ujarnya dalam Forum Kolaborasi dan Dialog Publik yang digelar Dinas Kesehatan Gresik bersama Komunitas Wartawan Gresik (KWG) di Gedung Nasional Indonesia (GNI), Jumat, 5 Desember 2025.
Gus Yani mendorong adanya optimalisasi Puskesmas Pembantu (Pustu) untuk menggenjot program cek kesehatan gratis, didukung dengan upgrade dan pelatihan staf.
BACA: Hari Pahlawan 2025, Bupati Gresik Serahkan 3.022 SK PPPK
Bupati yang baru saja menerima penghargaan dari Kemendagri ini juga mendorong diterapkannya konsep kesehatan secara preventif.
"Kami terus mendorong masyarakat di kelurahan dan desa untuk rutin melakukan cek up kesehatan gratis di Puskesmas," tegasnya didampingi Kepala Dinas Kesehatan Gresik dr. Mukhibatul Khusnah.
Layanan ini, menurutnya, sangat krusial untuk mencegah penyakit kronis. Warga bisa mengecek kadar gula, asam urat, dan kolesterol tanpa dipungut biaya.
"Ini yang terus kita dorong. Konsepnya adalah pencegahan. Sering kali masyarakat bingung, apalagi kurang informasi, takut mengecek kesehatan karena khawatir bayar, padahal ini gratis. Harus ada edukasi dari puskesmas," paparnya menyoroti pentingnya peran puskesmas dalam memberikan informasi yang jelas kepada publik.
Pemkab Gresik yang sudah memiliki Universal Health Coverage (UHC) diharapkan mampu memberikan jaminan bagi warga yang sakit. Tak terkecuali, hak kesehatan bagi para karyawan di kawasan industri tersebut.
"Kalau ada karyawan yang tiba-tiba sakit di pabrik terus dibawa ke Puskesmas, maka tetap harus dilayani," kata Gus Yani.
BACA: Gus Yani Minta Dispol PP Gresik Tegakkan Perda secara Humanis
Walaupun kemudian ditemukan bahwa pabrik tidak membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan karyawannya, pelayanan kesehatan tetap menjadi prioritas utama.
Untuk memastikan hak pekerja terpenuhi dan mencegah pelanggaran, Pemkab Gresik mengambil langkah proaktif.
"Untuk itu kita bentuk URC Dinas Ketenagakerjaan Gresik. Tujuannya, memantau bila ditemukan pelanggaran iuran BPJS Ketenagakerjaan oleh pabrik," jelasnya.
Program kesehatan bupati ini mendapat apresiasi dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Gresik. Kepala Seksi Intelijen Raden Achmad Nur Rizky menegaskan dukungan terhadap program preventif ini dan menambahkan pentingnya kepatuhan perusahaan terhadap BPJS.
"Perusahaan wajib membayar BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan karyawan. Meski sudah dipecat, tetap harus dibayar iurannya hingga enam bulan. Jika itu tidak terjadi, maka kami akan menindaklanjuti," tegasnya.
Sinergitas bidang kesehatan juga ditunjukkan oleh Polres Gresik. Kanit Kamsel Satlantas Polres Gresik Ipda Andreas Dwi Anggoro memuji peran Dinkes dan layanan 112 dalam penanganan cepat korban kecelakaan.
“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi yang sudah terbangun. Mudah-mudahan pelayanan baik ini bisa terus terjalin,” ucapnya.
Keseluruhan dialog ini menguatkan visi Gus Yani tentang kesehatan di Gresik harus terjamin, terjangkau, dan bersifat preventif. Hal ini dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai dan pengawasan ketat terhadap hak-hak pekerja.
