Logo

Kreatif, Pemuda Banyuwangi Mampu Rakit Mesin Ukir Otomatis

Gelar sarjana dan ijazah yang sudah di depan mata ditinggalkannya, Andri memilih kembali pulang kampung dan bergelut menjadi wirausahawan. Kini ia mempu merakit mesin ukir otomatis.
Reporter:,Editor:

Sabtu, 24 August 2019 11:44 UTC

Kreatif, Pemuda Banyuwangi Mampu Rakit Mesin Ukir Otomatis

KREATIF. Andri Laras Susanto (33) menghubungkan mesin ukir logam dengan laptopnya sehingga bisa mengerjakan pemotongan seusai dengan gambar yang ada di laptop. Foto: Ahmad Suudi

ANDRI Laras Susanto (33) duduk di belakang mejanya yang berdebu di sudut bengkel milik keluarganya di kawasan Jalan Brawijaya Banyuwangi. Dioperasikannya laptop 14 inci yang terletak di antara komponen bor dan botol pelumas di atas meja.

Di rumah masa kecilnya itu, berbagai pesanan ukiran plat logam dengan relief tembus untuk pagar, gerbang, atau pelengkap interior biasa dikerjakannya. Orderan dengan nilai antara Rp 10 sampai Rp 20 juta, ditangani pemuda itu beberapa bulan terakhir.

Kepada Jatimnet, dia mengaku bertekad bulat menjadi seorang wirausahawan ketika studinya di kampus sudah semester 6 Jurusan Jaringan Komputer di Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS), pada tahun 2008.

BACA JUGA: Tahun 2019 Banyuwangi Menargetkan Panen 47 Ribu Pedet

Meski Tugas Akhir (TA) sudah selesai, tak dimasukkannya dalam tahap ujian hingga ijazah dengan gelar Sarjana Terapan ditinggalkan dan kembali ke Banyuwangi.

"Jiwa wiraswastanya mungkin. Tidak suka ikut orang, pikirku tidak akan terpakai ijazahnya," kata Andri, Jumat 23 Agustus 2019.

Pengalaman baru didapatnya saat membetulkan sebuah mesin yang dilengkapi Computer Numeric Control (CNC) buatan Belgia tahun 1981. Dari sana dia justru belajar memahami prinsip pokok mesin robotik yang beroperasi dan bergeser berdasarkan intruksi-intruksi yang diterjemahkan dalam program komputer itu.

HASIL UKIR. Partisi interior bergambar penari Banyuwangi, yang dibuat dengan mesin otomatis buatan Andri Laras Susanto (33). Foto: Istimewa

Setelah itu, bersama temannya Ibnu Budi yang seorang guru STM ahli elektronika, Andri berinisiatif membuat mesin bubut CNC sendiri. Memulai tahun 2015 dengan mengangsur berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, mesin untuk bubut kayu itu jadi 3 tahun kemudian.

Mesin mampu membubut kayu seluas 80 X 80 sentimeter, membuat cekungan atau mengebor tembus sekalian, sesuai seperti yang digambarkan pada komputer.

Kemampuan itu tak lepas dari aplikasi buatan Andri yang mampu menerjemahkan instruksi angka dan visual ke dalam bahasa mesin yang diproses Integrated Circuit (IC) atau sirkuit terpadu.

BACA JUGA: Pelaku dan Korban Perundungan Pelajar SMP di Banyuwangi Disanksi Baca Alquran 

"Kawan saya yang buat elektronika, IC, dan lainnya. Saya yang buat programnya," kata dia.

Dari proyek pertama itu, Andri beranjak membuat sendiri mesin CNC las untuk plat logam dengan prinsip yang sama. Lagi-lagi dia harus berhemat selama 2 tahun agar mampu membeli komponen-komponen yang dibutuhkan satu per satu.

Selain sabar mengangsur untuk  beli berbagai komponen, desain mesin dan program yang memakan waktu juga ditekuninya. Hingga jadilah mesin baru yang mampu mengerjakan lembaran logam seluas 120 X 240 sentimeter dengan tebal 1,5 sentimeter.

Saat dapat pesanan, Andri menggambar di laptopnya, menyambungkan listrik ke mesinnya, menyambungkan perangkat elektronik mesin ke laptop dengan kabel USB, memasang lembaran logam, menggeser kepala mesin pada titik awal dan klik, mulai hingga mesin menyelesaikan sendiri pekerjaannya sesuai gambar.

OTOMATIS. Mesin ukir plat besi otomatis yang dirancang Andri Laras Susanto mampu mengerjakan 8 sampai 12 lembar plat per hari. Foto: Ahmad Suudi

BACA JUGA: Peserta BEC Rela Bawa Beban Kostum Demi Senyum Penonton

Memanfaatkan perlengkapan menyerupai rel, kepala mesin bisa ke kanan dan kiri, maju atau mundur, ke bawah lalu ke atas, bahkan api las bisa otomatis menyala atau padam.

Kepala mesin dilengkapi las listrik menghadap ke bawah yang mampu memotong plat logam sambil bergerak hingga menghasilkan gambar seperti yang terlihat di laptop.

Plat logam rata bisa diubah hingga memiliki relief tembus, bergambar sepasang penari Banyuwangi dan Gajah Oling. Setelah dicat, bantuk-bentuk relief itu akan semakin tampak dan menjadi hiasan pagar atau pintu gerbang.

"Kemampuannya mengerjakan 8 sampai 12 lembar plat per hari. Mesin yang beli baru kapasitas produksinya juga sama," klaim Andri.

BACA JUGA: 77 Pemuda dari 44 Negara Bawakan Pertunjukan Seni Indonesia di Banyuwangi

Pembuatan mesin CNC pemotong plat logam olehnya itu menghabiskan dana hingga Rp 40 juta. Sementara kalau beli baru langsung jadi, kata dia, harganya bisa mencapai Rp 120 juta.

Sekarang tidak hanya menerima pengerjaan pemotongan plat logam atau bubut kayu, pesanan mesin serupa juga mulai masuk. Tak hanya memperhitungkan akurasi kode-kode program komputer dengan hasil potongan yang didapat, dia kini harus berhitung masalah bisnis juga.

"Kalau pesanan mesin dari dalam Banyuwangi belum saya layani, untuk menghindari persaingan, biar saya balik modal dulu, biaya pembuatan mesin ini Rp 40 juta belum balik," ujarnya.