Kamis, 22 August 2019 02:35 UTC
SAPI KONTES: Sapi-sapi yang akan mengikuti sebuah kontes hewan ternak di Banyuwangi. Foto: Dok/Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Sapi yang diinseminasi di Banyuwangi dilakukan pada tahun 2018 dan lahir pada tahun 2019 menargetkan panen sebanyak 47.980 ekor. Dan kini telah terealisasi 31.855 ekor atau sekitar lebih dari 60 persen.
Sementara target inseminasi pada tahun 2019 disebarkan 58 ribu dosis straw. Telah terealisasi 65 ribu dosis atau 113 persen dari target tahunan.
Kabupaten Banyuwangi memanen 43.887 pedet atau anak sapi pada tahun 2018 yang menambah populasi. Jumlah itu dihasilkan dari 64.320 induk yang menerima rata-rata 1/3 dosis straw dalam proses inseminasi buatan selama 2017 dan awal 2018.
Kepala Bidang Budidaya dan Kelembagaan Ternak, Dinas Pertanian (Disperta) Banyuwangi, Nanang Sugiharto mengatakan inseminasi dilakukan dengan 83.852 dosis straw pada 83.852 ekor indukan. Namun tidak semua berhasil melahirkan dan yang berhasil tidak semua terlaporkan karena segera dijual pemilik.
BACA JUGA: Selama Tiga Tahun ada Empat Jutaan Anakan Sapi Hasil IB di Indonesia
"Banyak hal menyebabkan akseptor (indukan terinseminasi buatan) tidak terlaporkan. Pertama karena tidak berhasil atau mati. Kedua mutasi, karena banyak betina kami yang terjual keluar," kata Nanang di kantornya, Rabu 21 Agustus 2019.
Apalagi, kata dia, per seratus kebuntingan induk sapi, rata-rata yang berhasil melahirkan dengan selamat sebanyak 70 persen. Dikatakannya Banyuwangi memang dikenal menjadi gudangnya indukan dan pedet sapi yang banyak di antaranya, usia lima bulan sudah dibeli peternak daerah lain.
Hasil itu bukan tanpa upaya serius. Di 25 kecamatan yang dimilikinya, Banyuwangi memiliki 49 orang inseminator. Masing-masing dari mereka menginseminasi rata-rata delapan induk per hari.
BACA JUGA: Pemkab Banyuwangi Gelar Kontes Hewan Ternak
"Awalnya tangan dimasukkan ke vagina sapi agak dalam untuk mengetahui indukan sedang bunting atau tidak. Kalau tidak bunting, tangan ditarik sedikit dan melakukan inseminasi," kata Nanang lagi.
Straw yang digunakan didatangkan Disperta Banyuwangi dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari di Malang. Sebagian straw cadangan disimpan dalam sebuah tabung di Disperta Banyuwangi yang akan dikeluarkan bila di lapangan kekurangan.
Banyaknya sapi yang diinseminasi merupakan bagian dari program Upaya Khusus Percepatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting (Upsus Siwab), di Banyuwangi dimulai sejak April 2019.
"Tidak ada peternakan besar, di Banyuwangi peternakan rakyat semua. Justru dengan itu kami berhasil Upsus Siwab," pungkas Nanang.
