Logo

Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu Lagi

Reporter:

Selasa, 18 October 2022 23:00 UTC

Korban Tragedi Kanjuruhan Bertambah Satu Lagi

Stadion Kanjuruhan pasca tragedi

JATIMNET.COM, Malang – Korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang kembali bertambah satu, dari 132 menjadi 133 orang, Selasa, 18 Oktober 2022.

Sebelum mengembuskan nafas terakhir, seorang suporter asal Kota Malang itu diketahui mengalami penurunan kesadaran dan kondisi sejak pertama kali dirawat di RSUD Saiful Anwar.

“Kami coba perbaiki, tapi terakhir pukul 13.20, kami nyatakan sudah meninggal,” kata Direktur RSUD Saiful Anwar dr Kohar Hari Santoso seperti dikutip dari Antara, Rabu, 19 Oktober 2022.

Baca Juga : Bertambah Satu, Korban Meninggal Akibat Tragedi Kanjuruhan Menjadi 132 Orang

Korban yang baru meninggal itu mulai dirawat sejak 2 Oktober 2022 atau sehari setelah Tragedi Kanjuruhan terjadi. Adapun kondisinya diketahui mengalami memar di paru-paru, patah tulang iga dan tulang paha sebelah kanan.

Dengan kondisi tersebut, korban dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU). “Saat itu, pasien masuk dengan kondisi kritis dengan penurunan kesadaran. Ada cedera di beberapa tempat,” ujar dr Eko Nofiyanto, salah satu tim dokter anestesi ICU RSUD Saiful Anwar.

Menurutnya, pengawasan secara penuh dilakukan kepada pasien bersangkutan sejak hari pertama masuk perawatan di rumah sakit. Namun, kondisi korban selama 16 hari menjalani perawatan di ICU tidak stabil dan kritis.

“Sejak datang hingga terakhir, pasien dirawat di ICU. Penyebab kematian ada multi-trauma yang dialami,” ucap Eko.

Baca Juga : Arema FC, Korban dan Keluarga Tragedi Kanjuruhan Jalani Trauma Healing

Ia menambahkan sejumlah langkah perawatan yang dilakukan pada saat pasien berada di ICU adalah membantu pernafasan pasien menggunakan alat bantu untuk menjamin ketersediaan oksigen kepada pasien.

Namun, kondisi pasien yang masih belum stabil tersebut, menyebabkan tim dokter tidak bisa melakukan tindakan operasi. Sehingga, penanganan selama 16 hari tersebut fokus pada trauma yang dialami korban.

“Saat pasien kita rawat, kondisinya tidak stabil. Jadi, masih belum memungkinkan untuk tindakan operasi,”ujarnya.

Baca Juga : Tragedi Kanjuruhan, TGIPF : Gas Air Mata Penyebab Kematian Massal

Sementara itu, Tragedi Kanjuruhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan. 

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

 

ANTARA