Logo

Korban Penyerangan oknum PSHT Masih Trauma

Reporter:,Editor:

Kamis, 13 August 2020 23:00 UTC

Korban Penyerangan oknum PSHT Masih Trauma

KERJA BAKTI. Baksos-Banser NU membantu melakukan perbaikan sejumlah kios milik warga miskin yang dirusak oknum massa PSHT. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo - Tiga hari pasca penyerangan oleh oknum anggota PSHT, tampaknya masih menyisakan trauma bagi warga Desa Kayuputih, Kecmatan Panji dan Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran. Warga di dua desa itu bersebelahan karena hanya berbatas jalan raya (Barat jalan Desa Trebungan dan Timur jalan Desa Kayuputih).

Selain itu, sejumlah tempat usaha seperti pertokoan maupun kios-kios yang dirusak belum ada aktivitas karena masih belum dilakukan perbaikan. Ada beberapa toko yang kacanya pecah hanya ditempel triplek maupun pintu rolling door toko yang jebol tampak masih dibiarkan begitu saja.

“Masih takut, kalau mendengar iring-iringan bunyi sepeda motor langsung ingat kejadian malam itu. Saya melihat sendiri mereka (oknum PSHT) menendang pintu toko anak saya sambil berteriak bakar, bunuh mengayungkan senjata tajam seperti rampok,” kata Basriyani, salah seorang warga Desa Kayuputih.

Menurut Basriyani, dirinya tinggal di belakang toko yang dirusak massa oknum PSHT. Sempat keluar rumah saat mendengar kegaduhan di luar. Namun janda lansia itu mengaku memilih bersembunyi karena takut dibunuh.

BACA JUGA: 45 Oknum PSHT Jadi Tersangka Perusakan Rumah Warga

Basriyani mengaku, ada satu toko dan dua kios tempat usaha anak-anaknya dirusak massa. Dua mobil milik tetangganya yang dirusak juga terlihat dibiarkan di halaman, yaitu jenis mobil Carry dan Agya.

“Usaha anak-anak saya memang berdekatan. Ada yang jual konveksi ada juga kios peracangan. Saat itu saya melihat para pelaku ada yang merusak ada yang memainkan gas motor di jalan raya. Benar-benar mencekam sudah mirip di palestina.’ ujarnya.

Sementara itu, puluhan anggota Banser Nahdlatul Ulama, mulai membantu memperbaiki kios warga miskin yang dirusak oknum massa PSHT. Perbaikan kios tersebut dilakukan secara swadaya untuk meringankan beban para korban.

“Ada 21 anggota Banser ikut melakukan baksos di lokasi kerusuhan. Ada tiga kios yang sudah diperbaiki. Yang penting mereka bisa kembali berjualan dulu,” ujar Wakasar Banser NU Situbondo, Anshori.

BACA JUGA: Bupati Situbondo Berang Minta Ketua Pendekar Pencak Silat Bantu Polisi Usut Pelaku Perusakan

Seperti diketahui, ratusan pemuda berasal dari perguruan pencak silat PSHT terlibat bentrok dengan warga Desa Kayuputih saat melakukan konvoi kenaikan tingkat, Minggu, 9 Agustus 2020.  Bentrokan tersebut menyebabkan lima orang terluka.

Tak sampai disitu, mereka melakukan serangan susulan dengan melempari rumah warga Desa Kayuputih dan Desa Trebungan menggunakan batu dan benda lainnya. Akibatnya, puluhan rumah dan kios rusak serta empat unit mobil juga ikut rusak terkena lempar batu.

Selain menetapkan puluhan oknum PSHT, Polres Situbondo juga mengamankan sejumlah barang bukti, berupa puluhan handphone, batu dan kayu serta sepeda motor. Tidak hanya itu, polisi juga ikut mengamankan bendera merah putih yang diambil salah satu tersangka yang sekaligus jadi pemicu bentrokan.