Kamis, 14 April 2022 01:00 UTC
Bambang Siswanto, salah seorang pelaku UMKM di Surabaya ketika menjahit.
JATIMNET.COM, Surabaya - UMKM Jahit di Surabaya seakan mampu hidup dan terlahir kembali usai memproduksi seragam sekolah, terutama saat ini yang masih di tengah pandemi.
Salah satu pelaku UMKM Jahit itu adalah Bambang Siswanto. Ia bangkit dari belenggu mental, menang atas dirinya sendiri. Ketakutan dari masa lalu yang bertahun-tahun menyandera pikirannya, akhirnya bisa ia tepiskan. Ia menemukan keberaniannya untuk kembali menjadi penjahit seutuhnya.
“Dulu pernah ada orang yang mengatakan ke saya, kamu jangan ngaku tailor kalau belum bisa bikin jas. Rasanya sakit sekali mendengarnya. Akhirnya, saat itu saya memutuskan untuk membuka kios permak saja daripada bikin tailor tapi hasilnya diragukan orang, jadi mending buka permak bisa jahit, biar bisa beri service lebih ke pelanggan,” kata Pak Bambang, Rabu 13 April 2022.
Setidaknya sudah hampir 10 tahun Bambang membuka usaha permak. Namun, baru kali ini ia punya kepercayaan diri untuk kembali menjadi penjahit baju. “Setelah saya ketemu Tim Super dan diberi garapan, saya melihat produksi dikelola dengan rapi, hak dan kewajiban semuanya tertulis. Dari situlah saya mulai membuka hati untuk menjadi penjahit tulen lagi,” ia mengungkapkan.
Baca Juga: Berdayakan UMKM, Kecamatan di Surabaya Gelar Pasar Gotong Royong Ramadan
Apalagi, saat ini ia mampu menerima tantangan untuk memproduksi dan menjahit seragam sekolah. Tentunya, ini jauh lebih gampang dibanding permak.
“Kalau permak itu, saya kadang sampai lupa apa saja yang harus dipermak, kalau seragam kan gampang banget. Sambil merem juga sudah jadi. Kalau garapan jahit seragam ini banyak dan konsisten, nanti tak tutup aja permaknya, saya tak jadi penjahit baju aja,” ia menjelaskan.
Oleh karena itu, ia pun menyampaikan terima kasih banyak kepada Tim Super yang telah memberikannya kesempatan untuk menjadi penjahit tulen. Menurutnya, inilah impian yang selama ini ditunggu-tunggu.
“Terima kasih banyak teman-teman Pemkot Surabaya serta Tim Super. Saya merasa bergairah lagi untuk menjalani hidup,” ia menuturkan.
Baca Juga: Sajian Menarik Produk Lokal UMKM Jatim di Hidangan Buka Puasa Bertema Ramadan Wonderful Indonesia
Hal yang sama juga dirasakan oleh Mujiati, Penjahit Super Bentul Wonokromo. Sejak ditinggal suaminya meninggal 30 tahun lalu, ia menghidupi tiga anaknya dengan jadi penjahit.
Bahkan, hingga punya empat cucu, ia terus semangat menjahit. Semangatnya tak pudar meski usianya sudah 62 tahun, dia pun tak mau kalah dengan penjahit muda lainnya.
“Akhir-akhir ini memang sepi jahitan karena pandemi. Saya berpikir bagaimana caranya supaya dapat garapan jahit? Carinya di mana? Saya sampai bingung. Dari situ saya didatangi Tim Super untuk diajak bergabung dan akhirnya bergabung hingga sekarang,” kata Mujiati.

Mujiati, Penjahit Super Bentul Wonokromo yang telah menekuni menjahit sejak ditinggal suaminya meninggal 30 tahun lalu.
Mujiati sendiri adalah satu dari 316 penjahit yang bergabung menjadi Penjahit Super tahun ini. Memasuki tahun 2022, Tim Super menjangkau lebih banyak penjahit di Kota Surabaya, yang mana sebagian besar adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Sementara Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Risdiana Kusumawati menjelaskan bahwa awal kebangkitan UMKM Jahit pada saat PPDB, yang mana pada waktu itu para wali murid merasa keberatan dengan harga seragam yang ditawarkan oleh sekolah.
Hal ini disikapi dengan menantang UMKM Konveksi untuk produksi seragam sekolah dengan standar industri. “Tantangan ini dijawab oleh UMKM Konveksi dengan melakukan produksi kembali. Agar tidak hanya mendapat order tetapi saling memberdayakan sesama UMKM, akhirnya mereka bergabung dalam koperasi yang diberi nama Program Surabaya Perkasa (Super),” kata Risdiana.
Baca Juga: Jokowi Targetkan 20 Juta Pelaku UMKM Masuk Ekosistem Digital
Dengan adanya sinergi ini, para UMKM terutama konveksi bisa mendapatkan akses permodalan, bisa mendapatkan harga pembelian yang murah karena pembelian dikoordinir menjadi satu oleh Koperasi, dan mereka bisa menjual dengan harga yang lebih kompetitif.
“Keuntungan yang lain adalah mereka mendapat tambahan keterampilan dengan cara menjual di marketplace, serta tambahan penghasilan karena produk mereka tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Surabaya saja tetapi oleh masyarakat dari manapun,” ia menerangkan.
Oleh karena itu, ia berharap ke depannya jumlah UMKM Konveksi yang bergabung dalam Program Super bisa semakin bertambah, dan penghasilan mereka juga semakin meningkat, sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.