Logo
Mereka jadi mengetahui istilah kafir

Ketika Siswa Katolik Surabaya Mengenali Islam, Budha dan Hindu

Reporter:,Editor:

Rabu, 17 April 2019 04:11 UTC

Ketika Siswa Katolik Surabaya Mengenali Islam, Budha dan Hindu

STUDI LAPANGAN. Siswa SMAK St. Hendrikus belajar lintas agama. Foto: IST

JATIMNET.COM, Surabaya - Sejumlah siswa SMA Katolik St. Hendrikus Surabaya mengunjungi tiga tempat ibadah dan berdialog dengan pengelolanya. Memahami dan menerima keberagaman salah satu caranya memang dengan cara mengenalnya terlebih dulu.

"Kami mengunjungi tiga tempat ibadah, yakni Pondok Pesantren Darus Sa'adah Nginden, Klenteng Boen Bio Kapasan, serta Pura Segara Kenjeran," kata Guru Pendamping dan juga Pengajar Sosiologi SMAK St. Hendrikus Michael Andrew di Pura Segara Kenjeran, Selasa 16 April 2019.

Para siswa ini sedang mendalami atau ingin melihat langsung aplikasi materi tentang memahami budaya dan keharmonian Indonesia dalam mata pelajaran Geografi dan Sosiologi.

BACA JUGA: Indonesia-Denmark Jajaki Kerja Sama Bidang Keagamaan

Andrew menjelaskan studi lapangan ini menjadi salah satu metode belajar yang efektif, untuk menanamkan nilai-nilai yang diajarkan sekolah kepada anak didik.

"Ini menjadi wadah untuk siswa kami menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Jadi mereka tidak hanya menduga dan mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif tentang agama lain," katanya.

Menurutnya, masih ada generasi muda yang beranggapan bahwa dengan mengunjungi tempat ibadah agama lain akan melunturkan imannya. Kegiatan ini akan memberikan keyakinan dan pengetahuan baru untuk siswa.

"Jadi selama kunjungan di tiga tempat ibadah maupun pesantren, semua siswa antusias mendengarkan dan ada yang bertanya tentang budaya setiap agama," kata Michael.

BACA JUGA: Kemenag Tangkal Infiltrasi Radikalisme dan Liberalisme di Dunia Pendidikan

Kepala Sekolah SMAK St. Hendrikus Satrijo Widyatmoko mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa-siswi dalam menganalisa kondisi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, khususnya mengenai kebhinnekaan.

"Kami sangat mendukung kegiatan ini, sehingga materi yang telah diperoleh di dalam kelas mendapatkan penguatan dari lapangan," katanya.

Sementara itu, salah satu siswa Michael Christian kelas 11 IPS 1 mengaku senang mengikuti kegiatan belajar lintas agama secara langsung. Ia mengaku bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan tidak ada yang mengajarkan kejelekan.

"Tapi dari umatnya sendiri yang terkadang tidak menerapkan agama dengan baik," katanya.

BACA JUGA: Kemenag Akan Terbitkan Buku Induk Moderasi Beragama

Ia mengungkapkan tiga ajaran agama ini yakni Islam, Khonghucu, dan Budha juga mengajarkan kebaikan, toleransi, dan mau menerima perbedaan. Selain itu, tidak ada agama yg mengajarkan menjatuhkan agama lain.

"Ternyata semua agama saling menerima. Dan saya juga mengerti arti kafir itu sendiri, ternyata kata itu bukan bertujuan untuk menjatuhkan agama nasrani," kata Michael.

Ia berharap agar semua masyarakat khususnya generasi muda bisa lebih bisa menghargai agama lain, dan perbedaan jangan sampai menimbulkan perpecahan.