Minggu, 26 May 2019 03:38 UTC
Ilustrasi
JATIMNET.COM, Surabaya – Kepolisian Republik Indonesia menduga kelompok tertentu yang berafiliasi dengan ISIS, menunggangi aksi massa damai, pada 21-22 Mei 2019, di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 41 tersangka yang diduga berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
"Sampai dengan hari ini masih 41 tersangka yang sedang dimintai keterangan aparat," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jendral Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta, Sabtu 25 Mei 2019.
Hingga saat ini, Polri melalui Densus 88 tetap melakukan upaya pencegahan agar pelaku teror tidak memanfaatkan momentum di bulan suci Ramadan.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Temui Tokoh Masyarakat untuk Redam Konflik Sampang
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal saat jumpa pers di Media Center Kemenko Polhukam, Kamis 23 Mei 2019, mengatakan telah memperoleh informasi dari hasil penangkapan terhadap dua tersangka warga luar Jakarta.
Mereka yang tertangkap merupakan bagian kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang pernah menyatakan sebagai pendukung ISIS.
Berdasarkan keterangan kedua tersangka itu, lanjut Iqbal, mereka memang berniat untuk "jihad" pada unjuk rasa pada 21-22 Mei.
Iqbal menambahkan, kelompok Garis merupakan salah satu perusuh aksi damai di depan Bawaslu. Artinya, mereka bukan bagian dari massa spontanitas.
BACA JUGA: Rusuh Aksi 22 Mei, Begini Imbauan KPI
Kemudian, Polri menyita sebuah ambulans milik kelompok Gerakan Reformis Islam (Garis) yang ditemukan terparkir di belakang Kantor Bawaslu RI, Jakarta, pada Rabu, 22 Mei 2019.
Ambulans itu diketahui berisi uang dan sejumlah busur panah dan bambu runcing. Namun, pihaknya tidak menyebut nominal uang yang disita dari ambulans tersebut.
Sebelumnya, Polri melalui Densus 88 menangkap 31 terduga teroris selama bulan Mei 2019. Total keseluruhan terduga teroris yang ditangkap sejak Januari 2019 sebanyak 70 tersangka.
Teroris tersebut berasal dari jaringan yang berbeda, di antaranya yaitu Mujahidin Indonesia Timur, Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung, JAD Bekasi, JAD Jawa Tengah, JAD Sibolga, dan jaringan Fikih Abu Hamzah.
BACA JUGA: Media Asing Soroti Jakarta jadi Lautan Batu
Semua jaringan itu memiliki satu target yang sama, yaitu dalam waktu dekat akan meledakkan bom di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019. (ant)