Senin, 02 September 2019 10:01 UTC
CANDI GEDOG. Tempat pohon beringin tumbuh di Desa Gedog, Kecamatan Sananwetan ini dipercaya seabcai lokasi Candi Gedog yang wujudnya hingga kini masih misteri. Foto: Yosibio
JATIMNET.COM, Blitar – Keberadaan dan wujud Candi Gedog di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, hingga kini masih menjadi teka-teki.
Namun, warga setempat meyakini bahwa, lokasi yang saat ini terdapat arca kala dan yoni merupakan sisa-sisa adanya Candi Gedog seperti yang digambarkan dalam tulisan Thomas Stamford Bingley Raffles, Gubernur Jendral Hindia Belanda dalam bukunya History of Java.
Penemuan batu diduga arca berbentuk kepala kala atau raksasa, serta koin kuno dan struktur batu bata di Kelurahan Gedog, beberapa waktu lalu membuat keyakinan masyarakat semakin kuat terkait keberadaan Candi Gedog.
BACA JUGA: Petani Blitar Temukan Batu Diduga Arca Berbentuk Kepala Manusia
Dalam tulisan terakhir, seorang arkeolog Belanda disebutkan menemukan patung kepala gajah atau ganesha yang kini tidak diketahui rimbanya.
Meski demikian, hingga kini masyarakat Gedog belum mengetahui wujud asli candi tersebut. Warga menyebut di tempat pohon beringin yang berusia ratusan tahun berdiri diyakini sebagai lokasinya.
Pohon beringin tersebut berdiri dia tas tanah yang luasnya sekitar sekitar 20x30 meter, ada juga pohon jambe dan asem. Lokasi itu juga dikenal sebagai tempat Mbah Joko Pangon, yang merupakan tokoh legenda babad tanah Gedog.
Di sekitar lokasi ada dua arca berbentuk kepala kala yang berada di sisi kanan dan kiri pintu masuk. Di bagian selatan pohon beringin, ada sebuah yoni berukuran sekitar 1x1 meter per segi. Lokasi tersebut selalu digunakan warga Kelurahan Gedog untuk kegiatan bersih desa.
Herry Setyo Budi (43), warga asli Gedog penulis buku berjudul "Candi Gedog, Sejarah yang Terlupakan dan Legenda Dikultuskan", mengatakan, berdasarkan tulisan Raffles, serta sejumlah literatur tulisan warga Belanda lainnya, serta para keterangan sesepuh Kelurahan Gedog, candi tersebut diduga berukuran besar dan berpola.
BACA JUGA: Pola Situs Tribhuwana Tunggadewi Mirip di Candi Penataran
"Dulu lokasi ini memang dikenal dengan sebutan candi. Dari dulu, kami termasuk kakek saya almarhum, sudah berusaha untuk menjaga peninggalan kuno ini," ujar Herry Setyo Budi, 43 tokoh pemuda Kelurahan Gedog, yang intens menguak keberadaan Candi Gedog kepada Jatimnet, Senin 2 September 2019.
Setelah ramai penemuan batu yang mirip arca, Herry bersama pamanya Subagyo dan paguyuban Mbah Joko Pangon yang berisi para pemuda setempat akan berusaha menjaga agar tidak ada penjarahan. Paguyuban ini telah berulangkali menggelar pertemuan terkait dengan temuan benda diduga peninggalan purbakala ini.
BACA JUGA: Arca Ganesha Kerajaan Kadiri Ditemukan di Galian Perumahan
"Kami para pemuda Kelurahan Gedog berusaha untuk menjaga hasil temuan penting ini. Paguyuban Joko Pangon yang kami bentuk akan menjaganya," imbuh Subagyo.
Hasil temuan tersebut, kata dia, yang akan dilaporkan ke BPCB Trowulan Mojokerto dan diharapkan bisa menguak misteri Candi Gedog. “Selama ini belum pernah ada kejelasan tentang keberadaan candi yang dalam buku Histroy of Java digambarkan tengah tumbuh tanaman di bagian atasnya,” ujarnya.
Paguyuban berharap, pihak BPCB bisa mengungkap hasil temuan ini dan teka tekinya tentang Candi Gedog agar semakin jelas.
Ralat: Sebelumnya di tubuh berita terdapat sketsa yang menurut nara sumber adalah sketsa Candi Gedog yang digambarkan Raffles. Tapi setelah dicek kembali oleh nara sumber, sketsa tersebut adalah sketsa Candi Dieng sehingga kami hapus. Redaksi mohon maaf atas kesalahan ini.