Logo

Kasus Robohnya Ponpes Al Khoziny Segera Masuk Penyidikan

Reporter:,Editor:

Rabu, 08 October 2025 12:00 UTC

Kasus Robohnya Ponpes Al Khoziny Segera Masuk Penyidikan

Kapolda Jatim Irjen Nanang Avianto saat memberikan keterangan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Rabu malam, 8 Oktober 2025. Foto: Januar

JATIMNET.COM, Surabaya – Tim gabungan penyidik Polda Jatim bekerja cepat. Setelah memeriksa sekitar 17 saksi kasus ambruknya gedung Ponpes Al Khoziny, tim penyidik akan melakukan gelar perkara untuk menentukan tahapan selanjutnya setelah penyelidikan, yakni penyidikan.

“Hari ini kami juga berencana menggelar perkara untuk menentukan peningkatan status dari penyelidikan menjadi penyidikan,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Nanang Avianto.

BACA: Polda Jatim Periksa 17 Saksi Tragedi Ponpes Al Khoziny, Siapa Mereka?

Nanang menjelaskan jumlah saksi masih berpotensi bertambah.

"Pemeriksaan dilakukan terhadap berbagai pihak, mulai dari pengurus pondok pesantren, pihak pelaksana pembangunan, hingga masyarakat sekitar," katanya.

BACA: Tragedi Al Khoziny, Menteri PU: Lembaga Pendidikan Agama Miliki IMB dan PBG Minim

Selain itu, polisi juga akan menghadirkan ahli teknik sipil, ahli bangunan gedung, dan ahli hukum pidana untuk menganalisis penyebab kegagalan konstruksi dan menilai ada tidaknya unsur pidana dalam peristiwa tersebut.

Gedung tiga lantai Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, roboh, Senin, 29 September 2025.

BACA: Keluarga Santri Al Khoziny Berdamai Takdir

Gedung itu dibangun bertahap sejak setahun lalu. Lantai dasar yang sudah jadi digunakan salat ratusan santri, lantai dua masih kosong, dan lantai 3 dalam proses pengecoran atap.

Gedung tersebut ambruk tak lama setelah pengecoran atap lantai 3.

Diduga karena struktur yang kurang kokoh, gedung tersebut tak kuat menahan beban dan roboh.

BACA: Evakuasi Rampung, BNPB Pastikan Santri Al Khoziny Meninggal Dunia 67 Anak​

Ratusan santri yang sedang salat asar jadi korban. Jumlah korban dalam tragedi ini mencapai 171 jiwa diduga mayoritas anak.

Dari jumlah itu, 104 anak selamat dan luka, 67 anak meninggal dunia, dan ditemukan delapan bagian tubuh (body part). Proses identifikasi korban meninggal masih dilakukan tim DVI di RS Bhayangkara Polda Jatim.