Logo

Karya Pakar Farmasi Unej Prof Bambang, Sensor Ikan Segar hingga Alkohol

Peringkat Tiga Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia Versi Stanford University
Reporter:,Editor:

Kamis, 28 October 2021 11:20 UTC

Karya Pakar Farmasi Unej Prof Bambang, Sensor Ikan Segar hingga Alkohol

ILMUWAN DUNIA. Profesor Bambang Kuswandi di laboratorium tempatnya meneliti. Foto: Humas Unej

JATIMNET.COM, Jember – Prestasi membanggakan tingkat internasional ditorehkan akademisi Universitas Jember (Unej). Profesor Bambang Kuswandi ahli farmasi yang juga Wakil Rektor (Warek) III Unej masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh dunia versi Stanford University, Amerika Serikat.

“Alhamdulillah, tentu saja penghargaan ini menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih giat meneliti dan bersyukur jika ternyata hasil penelitian saya dijadikan rujukan oleh peneliti lain,” kata Bambang, Kamis, 28 Oktober 2021. 

Bambang yang fokus pada pengembangan sistem sensor kimia dan biologi untuk obat, pangan, dan kesehatan ini masuk peringkat ketiga dari total 58 ilmuwan asal Indonesia yang dianggap Stanford University Amerika Serikat sebagai ilmuwan paling berpengaruh dunia tahun ini.

Stanford University mencatat ada 159.648 ilmuwan dari berbagai negara yang dianggap berpengaruh di dunia.  

BACA JUGA: Guru Besar Farmasi Unej Peringkat Tiga Ilmuwan Paling Berpengaruh Dunia

Salah satu contoh sensor kimia yang dikembangkan antara lain sensor untuk mengetahui kesegaran ikan atau produk berbasis ikan seperti fillet ikan. Dengan sensor ini, maka konsumen bisa mengetahui dengan gampang apakah produk yang dibelinya masih segar atau sudah tidak layak konsumsi. 

“Jadi sensor tersebut bisa ditempel di kemasan produk berbasis ikan atau bahkan daging lainnya. Jika sensor menunjukkan warna hijau maka masih segar, muncul warna merah berarti sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Ada juga sensor kimia untuk mengetahui apakah ada kandungan alkohol dalam sebuah produk makanan,” kata Bambang.

Sementara itu di bidang kesehatan, Bambang juga mengembangkan Smart Pads, pembalut wanita yang dipasangi sensor sehingga kala dipakai bisa menunjukkan kadar kreatinin penggunanya.

Sementara untuk kaum pria dibentuk mirip alat tes kehamilan yang pemakaiannya dicelupkan ke urine. Dengan sensor tersebut maka pasien tidak perlu tes dengan cara mengambil sampel darah. 

BACA JUGA: Dosen Unej Bikin Detektor Angin Puting Beliung dan Longsor

“Untuk saat ini, penelitian yang saya lakukan adalah lab on tip, dimana kita memasang sensor tertentu di ujung pipet sehingga seorang peneliti bisa mengetahui kandungan bahan yang ditelitinya dengan segera. Misalnya saja alat ini bisa dipakai peneliti yang ingin mengetahui kandungan pestisida dalam sayur atau buah. Begitu dicelupkan di sampel yang sudah disiapkan, maka sensor yang ada di ujung pipet akan memberikan informasi apakah ada kandungan pestisida atau tidak tanpa harus membawanya ke laboratorium sehingga praktis,” kata guru besar yang sudah menulis 17 buku ini. 

Prestasi Bambang disambut gembira koleganya. Rektor Unej Iwan Taruna mengaku keberhasilan wakilnya ini di tingkat internasional bisa menjadi teladan bagi sesama dosen Unej lainnya. 

“Universitas Jember terus berusaha mendorong makin banyak peneliti Universitas Jember yang tampil di tataran dunia. Caranya dengan memperbanyak hasil penelitian yang dimuat di jurnal internasional. Hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan oleh industri dan berdampak bagi masyarakat luas. Caranya dengan berbagai hibah penelitian dan memfasilitasi kerjasama dengan perguruan tinggi di luar negeri,” kata Iwan.