Dosen Unej Bikin Detektor Angin Puting Beliung dan Longsor

David Priyasidharta

Kamis, 13 Desember 2018 - 02:17

dosen-unej-bikin-detektor-angin-puting-beliung-dan-longsor

Detektor angin puting beliung di lokasi Dusun Gempal, Desa Pakusari. Foto: Humas Universitas Jember

JATIMNET.COM, Jember - Empat dosen Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) menciptakan detektor angin puting beliung dan longsor yang dipasang di beberapa lokasi di Kabupaten Jember. Keempat dosen dan peneliti tersebut antara lain Januar Fery Irawan, Satrio Budi Utomo, FX. Kristianta dan Ike Fibriani

Detektor angin puting beliung dipasang di Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari sebanyak dua buah, dan satu alat di Dusun Gempal, Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari. Sementara untuk detektor longsor dipasang di Desa Suci, Kecamatan Panti, dan di lokasi Desa Pace, Kecamatan Silo.

Ketua Tim, Januar Fery Irawan mengatakan detektor angin puting beliung yang mereka ciptakan ini bekerja dengan cara mengukur kecepatan angin yang datang.

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub Gandeng ITS Bikin Deteksi Angin dan Hujan

“Kami menempatkan animometer analog yang fungsinya mengukur kecepatan angin, jika kecepatan angin mencapai 35 kilometer per jam, maka otomatis sensor akan mendeteksi sebagai gejala angin puting beliung dan memerintahkan sirine agar berbunyi,” katanya melalui rilis yang diterima Jatimnet.com, Rabu, 12 Desember 2018.

Menurut dosen Program Studi Teknik Sipil yang akrab dipanggil Januar, sirine bakal berbunyi selama kurang lebih sepuluh hingga lima belas menit guna memperingatkan warga sekitar, sehingga memiliki waktu untuk menyelamatkan diri.

Untuk diketahui, proses terbentuknya angin puting beliung atau angin ribut didahului terlebih dahulu oleh angin yang kecepatannya bertambah secara bertahap.

Detektor angin puting beliung ditempatkan di sejumlah titik diantaranya di Desa Karangrejo, Kecamatan Sumbersari dan Dusun Gempal, Kecamatan Pakusari berdasarkan riwayat terjadinya bencana sebelumnya.

BACA JUGA: Aplikasi "AkuNusa" Mahasiswa ITS Jaga Kelestarian Ratusan Bahasa Daerah

“Daerah Karangrejo ini tahun 2017 lalu pernah dilanda angin puting beliung hingga merobohkan pohon-pohon besar di tepi jalan," katanya. Padahal di sekitarnya terdapat sekolah dan merupakan jalan yang menjadi urat nadi transportasi di wilayah ini.

Untungnya puting beliung yang terjadi saat itu tidak menimbulkan korban jiwa. "Kami berinisiatif menempatkan dua detektor di pinggir jalan dan di sekitar perumahan warga." katanya.

Harapannya, jika terjadi angin puting beliung maka warga sekitar bisa bersiap-siap agar tak ada korban jiwa. "Apalagi suara sirine bisa menjangkau wilayah seluas satu kilometer,” imbuh Januar yang menyelesaikan magisternya di Hokkaido University, Jepang.

Detektor angin puting beliung di Desa Karangrejo sudah terpasang semenjak setahun lalu.

Sementara itu, untuk detektor longsor, cara kerjanya hampir mirip dengan detektor angin puting beliung. Bedanya sensor ditanam di dalam tanah sehingga bisa mendeteksi gerakan tanah yang terjadi.

“Sensor yang kami tanam mampu mendeteksi gerakan tanah hingga pergeseran lima milimeter," kata Satrio Budi Utomo, salah satu anggota Tim. Jika terjadi gerakan tanah selama satu menit maka sensor akan memerintahkan sirine untuk berbunyi.

Sehingga masih ada waktu bagi warga untuk menyelematkan diri. Pemasangan detektor longsor di Desa Suci Kecamatan Panti dan Desa Pace Kecamatan Silo dilakukan semenjak setahun lalu mengingat kedua daerah tersebut termasuk daerah rawan longsor.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Jajal Motor Listrik Bikinan ITS

Tim Fakultas Teknik juga bekerjasama dengan Pusat Lingkungan dan Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Jember untuk memberikan sosialisasi mitigasi bencana di tiap lokasi detektor ditempatkan.

Rencananya, Tim ingin mengembangkan detektor tidak hanya untuk deteksi dini bencana alam angin puting beliung dan longsor saja, namun dikembangkan untuk deteksi dini bencana lainnya.

“Tahun depan kami berencana bekerjasama dengan Taman Nasional Meru Betiri untuk menciptakan detektor kebakaran lahan, sementara untuk kawasan pantai Puger kami ingin membuat detektor gelombang tinggi, harapannya meminimalkan korban jiwa para nelayan Puger,” katanya lagi.

Tiga detektor angin puting beliung dan dua detektor longsor, selanjutnya dihibahkan kepada masyarakat sekitar. “Kami berharap agar alat detektor tersebut dijaga dengan baik agar dapat bekerja dengan maksimal sehingga meminimalkan korban jiwa,” ujar Januar.

 

Baca Juga