Kamis, 28 October 2021 10:40 UTC
ILMUWAN DUNIA. Profesor Bambang Kuswandi di laboratorium tempatnya meneliti. Foto: Humas Unej
JATIMNET.COM, Jember – Prestasi membanggakan tingkat internasional ditorehkan akademisi Universitas Jember (Unej). Profesor Bambang Kuswandi ahli farmasi yang juga Wakil Rektor (Warek) III Unej masuk dalam daftar ilmuwan paling berpengaruh dunia versi Stanford University, Amerika Serikat.
“Alhamdulillah, tentu saja penghargaan ini menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih giat meneliti dan bersyukur jika ternyata hasil penelitian saya dijadikan rujukan oleh peneliti lain,” kata Bambang, Kamis, 28 Oktober 2021.
Bambang yang fokus pada pengembangan sistem sensor kimia dan biologi untuk obat, pangan, dan kesehatan ini masuk peringkat ketiga dari total 58 ilmuwan asal Indonesia yang dianggap Stanford University Amerika Serikat sebagai ilmuwan paling berpengaruh dunia tahun ini.
BACA JUGA: Farmasi dan Keperawatan Pilihan Favorit Calon Mahasiswa Baru Universitas Jember
Stanford University mencatat ada 159.648 ilmuwan dari berbagai negara yang dianggap berpengaruh di dunia.
Prestasi ini menjadi kado bagi Unej yang akan merayakan dies natalis ke-57 beberapa pekan lagi. Prestasi Bambang itu antara lain didasarkan pada 70 karya tulis ilmiah hasil penelitiannya mengenai sensor kimia dan biologi yang dimuat di berbagai jurnal ilmiah internasional.
Mantan Dekan Fakultas Farmasi Unej itu mulai meneliti sensor kimia dan biologi semenjak menempuh kuliah pascasarjana di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) di Inggris tahun 1997 dan menjadikan kajian tersebut sebagai tema tesis dan disertasinya.
BACA JUGA: Dosen Unej Bikin Detektor Angin Puting Beliung dan Longsor
Bambang memilih fokus pada sensor kimia dan biologi karena aplikasinya dibutuhkan masyarakat luas. Sedangkan pengembangannya tidak selalu memerlukan standar laboratorium yang canggih.
Stanford University secara rutin menggelar pemeringkatan ilmuwan yang dinilai memiliki pengaruh di dunia melalui publikasi ilmiah bertajuk Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standarized Citation Indicators. Pemeringkatan dibuat berdasarkan jumlah visitasi publikasi atas karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal bereputasi tingkat dunia.
“Jadi makin banyak peneliti yang merujuk kepada penelitian kita, maka artinya penelitian yang kita lakukan dinilai memberikan dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Bambang.
