Jumat, 30 August 2019 03:47 UTC
Ilustrasi telepon pintar. Foto: Unsplash
JATIMNET.COM, Surabaya – Layanan pesan singkat atau SMS dan telepon di Jayapura mati pada Kamis, 29 Agustus 2019. Southeast Asia Freedom of Expression Network (safenet) mengutip Dirjen Aptika menyebut jika matinya layanan disebabkan kabel koneksi antar BTS dibakar massa.
“Ada laporan jaringan seluler di Jayapura menghilang,” kata Damar Juniarto, Koordinator Regional Safenet, dihubungi Jatimnet.com lewat Whatsapp, pada Kamis, 29 Agustus 2019, petang. Menurutnya, terputusnya jaringan telekomunikasi itu tidak dilakukan oleh pemerintah.
“Menurut Ditjen Aptika (Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika), tidak ada pemutusan telekomunikasi. Dari laporan operator, kabel koneksi antar BTS dibakar massa. Ini yang mengakibatkan jaringan seluler mati. Ada 313 BTS yang tidak berfungsi,” lanjutnya.
BACA JUGA: PON 2020 Papua Hanya Pertandingkan 37 Cabor
Sementara, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Rudiantara menyatakan jika pihaknya tidak memblokir jaringan telekomunikasi di Jayapura. Menurutnya, pemerintah hanya melakukan pembatasan layanan data, bukan pembatasan penggunaan telepon maupun pesan singkat atau SMS.
"Kebijakan pemerintah hanya melakukan pembatasan atas layanan data (tidak ada kebijakan black out) sementara layanan suara (menelepon atau ditelepon) serta SMS (mengirim atau menerima) tetap difungsikan," ujar Rudiantara saat dikonfirmasi Suara.com, Kamis, 29 Agustus 2019.
Serupa dengan Damar, ia menyebut jika terputusnya layanan telepon dan SMS lantaran kabel utama jaringan optik Telkomsel terputus. “Yang terjadi di Jayapura, ada yang memotong kabel utama jaringan optik Telkomsel yang mengakibatkan matinya seluruh layanan telekomunikasi," katanya.
BACA JUGA: Pasal Yang Disangkakan Kepada Tri Susanti Tidak Mendasar
Saat ini, menurutnya, Telkomsel sedang berusaha memperbaiki kabel yang putus tersebut. "Telkomsel sedang berusaha untuk memperbaiki kabel yang diputus atau melakukan pengalihan trafik agar layanan suara dan SMS bisa segera difungsikan," ujar Rudiantara.
Tak hanya itu, Rudiantara mengatakan pihaknya juga berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk upaya perbaikan di ruang terbuka. "Kami juga sudah koordinasi dengan Polri dan TNI untuk membantu pengamanan perbaikan di ruang terbuka," tandasnya.