Senin, 12 April 2021 23:00 UTC
OPERASI PASAR. Operasi Pasar yang digelar Dinas Perdagangan Surabaya untuk menstabilkan harga selama Ramadan. Foto: Pemkot Surabaya
JATIMNET.COM, Surabaya – Selama bulan suci Ramadan akan digelar operasi pasar. Hal ini dilakukan untuk terus menjaga stabilitas harga di pasaran. Sebab, seringkali ada kenaikan harga pada saat Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan selama bulan Ramadan, pihaknya akan menggelar operasi pasar di 31 kecamatan di Kota Surabaya. Bahkan, operasi pasar itu sudah dimulai sejak Senin, 12 April 2021.
“Khusus hari ini kita gelar di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Krembangan dan Kecamatan Semampir,” kata Wiwiek.
Sebenarnya, ada dua program yang dilakukan untuk menstabilkan harga, terutama selama bulan Ramadan, yaitu operasi pasar di 31 kecamatan dan juga sidak pasar yang sudah berjalan hingga saat ini. Setiap kecamatan biasanya ada dua titik. Namun, apabila ada permintaan tambahan dari pihak kecamatan akan ditambah titiknya.
BACA JUGA: Di Tengah Pandemi, Pemprov Jatim Gelar Operasi Pasar
“Jadi, apabila ada kecamatan yang meminta untuk menggelar operasi pasar di beberapa titik, kita penuhi. Sampai saat ini sudah ada sekitar lima kecamatan yang meminta tambahan titik operasi pasar itu, yaitu Kecamatan Tandes, Sukolilo, Wonocolo, Karang Pilang, dan Rungkut,” ia menegaskan.
Menurut Wiwiek, komoditas yang biasa dijual berbeda-beda setiap titik, disesuaikan dengan data Disdag tentang kebutuhan warga di lokasi operasi pasar. Namun, biasanya yang dijual pada saat operasi pasar itu adalah beras, minyak, gula, telur, bawang putih, bawang merah, ayam, cabai rawit, dan sayuran.
“Harganya sama atau bahkan lebih murah dari pasaran. Kami menjual gula Rp 11.800 dan beras setiap kilogramnya hanya Rp 9.200, komoditas yang lain juga di bawah harga pasar,” ia menekankan.
Wiwiek juga memastikan hingga saat ini harga sembako di Kota Surabaya masih stabil.
BACA JUGA: Operasi Pasar Dibutuhkan Guna Meminimalisasi Kelangkaan dan Mahalnya Gula
“Kalau ada yang mengatakan bahwa harga daging naik, itu sebenarnya tidak demikian. Jadi kalau masuk pasar lalu ketemu dengan harga daging Rp 110 ribu, itu berarti daging yang yang sudah bagus, lemak-lemaknya sudah dihilangkan, dan itu tidak ada kenaikan selama seminggu atau sebulanan ini,” katanya.
Ia juga menambahkan dalam setiap operasi pasar, antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sebab, operasi pasar yang dilakukan ini sifatnya mendekatkan kebutuhan warga, sehingga warga tidak perlu ke pasar atau ke toko modern untuk membeli sembako.
“Jadi, antusiasme warga pasti sangat tinggi, bahkan kira-kira mencapai 80 persen, karena kita dekatkan dengan warga, sehingga mereka tidak perlu membeli jauh-jauh kebutuhannya,” ujarnya.