Minggu, 19 January 2020 13:16 UTC
Aktivitas pengemasan gula di PG Kremboong milik PTPN X. Pemerintah berharap industri gula, instansi pemerintah hingga distributor dilibatkan untuk menekan kelangkaan dan kenaikan harga gula. Foto: Dok Jatimnet.com
JATIMNET.COM, Surabaya – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengaku telah berkoordinasi dengan Polda Jatim terkait kenaikan harga gula pasir. Koordinasi ini merupakan instruksi dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyangkut kenaikan harga gula di pasaran.
Berdasarkan laporan yang diterima Pemprov Jatim, harga gula pasir saat ini mencapai Rp 13.000 per kilogram. Angka tersebut dinilai lebih mahal dari harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok Rp 12.500 per kilogram.
“Sudah berkomunikasi (dengan Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Djamaludin). Beliau mengarahkan berhubungan dengan direktorat intel," kata Emil saat dikonfirmasi Sabtu, 19 Januari 2020. Dia juga meminta ketersediaan cabai maupun gula tetap ada, salah satunya dengan menggelar operasi pasar untuk menekan penimbunan.
Mantan Bupati Trenggalek itu mengaku sedang berkordinasi dengan Polda Jatim untuk memantau penimbunan di tengah kenaikan harga gula. Pihaknya berusaha agar Polda Jatim mendapatkan data apakah kenaikan ini disebabkan penimbunan atau sebab lain.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Minta Satgas Pangan dan KPPU Awasi Harga Gula
“Harapan kami tidak ada (penimbunan),” ungkapnya.
Munculnya dugaan penimbunan ini dilakukan di tingkat distributor. Meskipun kenaikan hanya 4 persen dari Rp 12.500 ke Rp 13.000 per kilogram, namun margin tersebut cukup menggoda distributor.
Sebelumnya Khofifah memastikan ketersediaan gula di Jatim masih aman. Dalam keterangan resminya, Khofifah menyatakan cadangan gula di Jatim sekitar 185.785 ton, sementara konsumsinya diperkirakan 175.500 ton. Dengan kata lain gula pasir masih tersisa 10 ribu ton hingga musim giling pada bulan Mei nanti.
Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Jatim Aliyadi Mustofa meminta Disperindag Jatim gencar melakukan operasi pasar. Harapannya agar harga gula pasir kembali normal, dan tidak ada kelangkaan.
BACA JUGA: Produksi Tebu di PTPN X Menurun
Sementara untuk mengetahui penyebab pastinya, Komisi B DPRD Jawa Timur segera memanggil Disperindag Jatim. “Kami ingin tahu penjelasan dari sana (Disperindag) kenapa ini terjadi. Harus dicari dulu akar permasalahan kelangkaan gula di Jatim yang berdampak pada kenaikan harga,” kata Aliyadi.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jatim, Tri Bagus Sasmito mengatakan bahwa pihaknya saat ini tengah gencar melakukan operasi pasar. Dalam beberapa hari terakhir operasi pasar untuk gula pasir dilakukan di Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.
Ia memastikan operasi pasar akan terus berjalan setiap hari di sejumlah pasar berbeda. “Setiap pasar berbeda pasokannya. Kami menyediakan 700 sampai 1,5 ton gula untuk operasi pasar,” Bagus menjelaskan.
Pihaknya meminta distributor dan pabrik gula membantu dengan cara berpartisipasi mengeluarkan barang yang belum tersalurkan.