Logo

Inisiasi Kembangkan Toko Klontong Berbasis Digital, Risma Gelar Gandeng Bank Jatim

Reporter:,Editor:

Selasa, 18 February 2020 03:00 UTC

Inisiasi Kembangkan Toko Klontong Berbasis Digital, Risma Gelar Gandeng Bank Jatim

START UP: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan audiensi dengan Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha dan start up binaan milik Pemkot Surabaya, di rumah dinasnya Jalan Sedap Malam Surabaya, Senin 17 Februari 2020. Foto: Restu

JATIMNET.COM, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan audiensi dengan Direktur Keuangan Bank Jawa Timur (Jatim) Ferdian Timur Satyagraha dan start up binaan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Pertemuan tersebut membahas kerjasama terkait pengembangan toko klontong terhadap  pelayanan berbasis digital dan Financial Technology (Fintech) kepada masyakat, yakni e-delivery dan e-payment.

Risma sapaan akrabnya itu menyampaikan, pengembangan toko klontong berbasis pelayanan digital saat ini harus dilakukan. Mengingat seiring berkembangnya kemajuan teknologi, toko klontong harus bisa bersaing.

Karena itu kemudian wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini langsung mempertemukan pihak Bank Jatim dengan start up Koridor Co-working space yang akan merealisasikan konsep tersebut.

BACA JUGA: Bank Jatim Diharapkan Bisa Salurkan KUR Tahun Ini

"Sebetulnya saya bisa saja menggandeng aplikasi atau bank lain. Tetapi  kenapa saya memilih Bank Jatim, karena agar perputaran uang berputar di Surabaya atau Jawa Timur. Jika tidak begitu, maka sekian persen itu akan lari keluar,” kata Risma di rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Surabaya, Senin 17 Februari 2020.

Ia menjelaskan, saat ini perputaran uang yang terjadi di toko klontong berjalan cukup pesat. Menurutnya, jenis usaha kebutuhan dasar semacam ini akan berjalan cepat.

Terbukti, wali kota yang menjabat sebagai Presiden UCLG Aspac ini bercerita pernah memberikan modal senilai Rp 10 juta dengan uang pribadinya di salah satu pengelola toko klontong di Surabaya.

"Alhasil setelah tiga bulan perputaran uang menjadi Rp 90 juta. Sekarang sudah jadi kayak mini market. Kalau ini berhasil maka akan melebihi apapun,” terangnya.

BACA JUGA: Dorong Inklusi Keuangan, Asosiasi Fintech Selenggarakan Konferensi Keuangan Digital

Meskipun berat, namun Risma optimis bahwa program ini akan menjadi sesuatu yang besar dikemudian hari. Terlebih, jika sudah sampai sentra PKL. Tanpa disadari Bank Jatim sudah punya e-market.

"Semua itu jaringannya sudah jelas dengan jumlah yang cukup besar. Tiba-tiba anda punya e-payment, e-delivery. Meskipun awalnya cukup berat karena harus membangun sistemnya. Tapi pasti bisa,” ujarnya.

Pasca pertemuan ini, Risma meminta pihak bank untuk berkoordinasi langsung dengan start up Koridor Co-working space dan segera melakukan langkah awal untuk membangun sistemnya.

"Monggo (silahkan) nanti langsung komunikasi dengan mereka. Anak-anak ini adalah anak-anak yang sudah berhasil bukan hanya dari dalam negeri saja tapi dari luar negeri juga,” kata Risma sembari menunjuk ke arah para start up.

BACA JUGA: Wadahi Pelaku Start Up, Pemkot Malang Bangun Rumah Kreatif

Mendegar hal itu, Direktur Keuangan Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha menyampaikan kesediaannya dalam mendukung program pemerintah kota. Bagi dia, ini adalah gerakan yang bagus dalam mengembangkan start up lokal berbasis Financial Technology (Fintech).

"Kami siap mendukung karena kami bagian dari Kota Surabaya. Kita lebih konsen ke payment sistemnya dengan activity dari start up nya itu sendiri. Secepatnya kita akan bahas time schedulenya nanti kita akan update kepada bu wali,” kata Ferdian seusai audiensi.

Karena itu, Ferdian berharap, dari kerjasama ini melahirkan dampak positif di sisi sosial maupun sisi bisnis. Bank Jatim bersedia kontribusi membangun start up lokal agar bisa tumbuh lebih besar.

"Bank Jatim juga sudah berubah. Kita bisa fokus di millenial, UKM yang berbasis teknologi,” pungkasnya.