Minggu, 13 January 2019 11:18 UTC
Sayur organik sangat penting untuk kesehatan tubuh. Foto: Nani Mashita.
JATIMNET.COM, Surabaya – Gaya hidup sehat sudah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan. Hal ini dipicu kesadaran akan pentingnya menjaga asupan makanan ke dalam tubuh. Salah satu pilihan yang dilakukan masyarakat adalah dengan mengonsumsi makanan organik.
Menurut salah satu pegiatnya, Wardah Alkatiri, makanan organik dimaknai sebagai sebuah produk makanan yang diolah secara alami tanpa bahan pengawet.
“Sekarang menjadi tren karena banyak penyakit degeneratif diderita usia di bawah 40 tahun. Penyebabnya karena alam yang mulai tercemar,” ungkap peneliti yang meraih gelar PhD dari University of Cantebury New Zealand, Minggu 13 Januari 2019.
Kesadaran inilah yang memicu maraknya makanan berbahan organik. Sayangnya, sebagian besar masyarakat tidak mampu mengenali bahan yang dikonsumsinya berbahan alami atau hasil rekayasa genetika.
BACA JUGA: Cara Mengurangi Residu Pestisida Pada Sayur Dan Buah
“Memang sulit untuk membedakan secara kasat mata, mana yang bahan organik dan tidak,” katanya.
Salah satu ciri umum bahan organik, terutama pada sayur dan buah-buahan, adalah dari tampilannya. Sayuran berbahan organik akan banyak lubang, sedangkan sayuran umum terlihat mulus dan nampak segar.
Begitu pula dengan buah-buahan. Buah organik akan terlihat lebih alami ketimbang buah yang mendapatkan pestisida.
“Sayuran yang terlihat mulus, tidak ada bolong-bolongnya itu bukan makanan organik. Begitu pula jika buah terlihat mulus, perlu dipertanyakan pengolahannya, alamiah atau memakai pestisida,” kata perempuan yang sudah jadi pegiat organik sejak 1998 ini.
Tanda lain yang bisa dikenali adalah pemakaian stiker. Banyak produk makanan yang kini sudah punya sertifikasi berbahan organik. Sayangnya, cara ini pun tidak seratus persen akurat. Menurutnya banyak produsen nakal. Caranya dengan membeli di pasar, kemudian ditempeli stiker organik.
BACA JUGA: Sayur Premium Hidroponik Banyuwangi Masuk Pasar Elit
Yang paling aman dengan mengetahui sendiri proses pengolahan makanan di tingkat petani. Jalan lain yaitu membuat perkebunan sendiri. Sayangnya, di perkotaan membuat perkebunan menjadi hal yang hampir mustahil.
Selain keterbatasan lahan, juga masalah waktu. Meski terkesan sulit, Wardah mengatakan makanan organik penting bagi kesehatan tubuh.
“Pecinta makanan organik adalah orang yang suka ribet. Karena memang ingin benar-benar memastikan produknya alami,” katanya berseloroh.
Ada alasan mengapa harus mengonsumsi makanan organik. Menurutnya, saat ini banyak makanan diolah menggunakan pestisida secara berlebihan. Sebetulnya hal ini memicu kanker dan bisa meracuni gen sehingga terjadi cacat turunan.
Pestisida, kata Wardah, juga menyebabkan gangguan hormon yang bisa menyebabkan penyakit kanker dan jantung. “Memang dampaknya tidak dirasakan secara langsung seperti diare, tapi menumpuk dan berdampak sistemik bagi tubuh,” katanya.