Rabu, 22 April 2020 03:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur Kohar Hari Santoso menegaskan telah melakukan rapid tes kepada santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Temboro Magetan.
Dari 1200 alat yang dibawa, di hari pertama, sebanyak 200 orang telah di rapid tes. Mereka yang diuji tersebut masih terkait dengan 43 santri warga negara Malaysia yang sebelumnya dinyatakan positif covid-19 oleh Kementerian Kesehatan Malaysia.
"Jadi kami pilah, tidak semua kita rapid tes. Tadi kami sudah rapid sekitar 200-an orang lebih," ujar Kohar di Gedung Negara Grahadi, Selasa 21 April 2020.
BACA JUGA: Klaster Baru Temboro yang Belum Terurai Menjadi Penyebaran Covid-19
Hanya saja Dirut RSUD Saiful Anwar ini belum ingin membeberkan hasil dari 200 orang yang telah di rapid tes, dan lebih memilih untuk menunggu keseluruhan rapid tes selesai. Kohar mengakui dibekali 1200 alat rapid tes ketika berangkat ke Temboro. Ia berasumsi jumlah itu yang dibutuhkan.
Kendati masih ada sekitar lima sampai enam ribu santri yang hingga sekarang masih tinggal di Ponpes tersebut. "Kan tidak perlu berapa santrinya 5 ribu di rapid tes, kan gak gitu. Terus nanti yang terindikasi berapa ya itu di rapid tes," terangnya.
Pihaknya menuturkan telah memetakan mana yang perlu di rapid tes. Informasi dari Kementerian Kesehatan Malaysia menjadi langkah awal penulusuran. Para santri yang kontak langsung dengan 43 orang itu didahulukan. Sementara yang tidak ada gejala klinis covid-19 diobservasi.
BACA JUGA: Ada Sanksi di PSBB Surabaya Raya
"Metani orang lima ribu itu ya tidak gampang. Tapi kan kami punya sistematikanya dalam bekerja," terangnya.
Pun demikian, tim tracing tidak menutup kemungkinan menambah alat rapid tes ke Temboro jika diperlukan. "Nanti kami lihat kalau memang masih diperlukan (ditambah). Kan tak perlu berapa santrinya 5 ribu, di rapid tes," ungkapnya.
Sejauh ini, Kohar masih memfokuskan tracing pada sub klaster di pondokan tempat tinggal santri Malaysia yang dinyatakan positif sebelumnya. Meski tidak menutup kemungkinan dilakukan ke santri lain yang menunjukkan gejala klinis covid-19.