Logo

Klaster Baru Temboro yang Belum Terurai Menjadi Penyebaran Covid-19

Reporter:,Editor:

Selasa, 21 April 2020 03:00 UTC

Klaster Baru Temboro yang Belum Terurai Menjadi Penyebaran Covid-19

Ilustrasi:

JATIMNET.COM, Surabaya - Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan masuk menjadi klaster baru dalam penyebaran covid-19 di Jawa Timur. Titik sebaran dari klaster ini mulai meluas hingga ke luar negeri. 

Hal itu setelah Kementerian Kesehatan Malaysia mengumumkan, bahwa ada 43 santri yang sebelumnya mondok di Pondok Pesantren AI-Fatah Temboro dikatakan positif SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)

Pemerintah Kabupaten Magetan bersama Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur langsung turun untuk melacak sejauh mana pola sebarannya.

“Malam ini (Senin 20 April 2020) juga sebagian teman sudah merapat di Temboro untuk melakukan tracing menyiapkan di sana," ujar Bupati Magetan Suprawoto saat video conference dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin 20 April 2020 malam.

BACA JUGA: Zona Merah Covid, Ponpes Temboro Magetan Dikarantina

Di Magetan, kata Suprawoto, ada 10 orang dinyatakan positif covid-19. Dari sepuluh itu, sembilan dipastikan merupakan klaster pelatihan di Bogor. Sedangkan satu orang lagi berasal dari Temboro. "Satu ini di Temboro masih kami cari, ini klaster (tertular) dari mana," ungkapnya.

Suprawoto mengaku, pihaknya akan melakukan tracing tertular dari mana dan adakah kaitannya dengan 43 santri Malaysia. Informasi yang diterimanya, sang pasien memang tidak tinggal dalam satu lingkungan Ponpes Al-Fatah.

Namun rumahnya dipakai pondokan oleh santri yang menuntut ilmu di ponpes tersebut. “Beliau yang bersangkutan jarang sekali berinteraksi dengan orang luar. Karena sebelumnya beliau sudah punya sakit," terangnya. 

Hasil tracing yang pernah dilakukan, kata Suprawoto, ada 26 orang berhubungan dengan pasien positif tersebut. Tetapi setelah di rapid tes hasilnya negatif.

BACA JUGA: Malaysia Sebut 43 Santri Temboro Magetan Positif Covid-19

Terlepas dari satu orang pasien positif yang saat ini dirawat di RSUD dr Soedono Madiun itu, Suprawoto mengungkapkan, santri Ponpes Alfatah sudah banyak yang dipulangkan.

"Biasanya santri itu pulang atau cuti 10 Ramadan, kemudian kami minta pulang dipercepat. Pihak pengasuh setuju atas usul kami," katanya.

Para santri yang dipulangkan tersebut, diakuinya, tidak dilakukan rapid tes karena keterbatasan alat. Pemkab Magetan bersama pengasuh ponpes hanya mengecek suhu tubuh dan tensi darah para santri.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan telah mengirim 1000 alat rapid tes dan paket masker serta hand sanitizer ke Magetan. Pengiriman ini sesuai permintaan Bupati Magetan Suprawoto.

BACA JUGA: Magetan Gunakan Dana Tak Terduga untuk Tangani Covid-19

Selain itu, kata Khofifah, pihaknya juga mengutus ketua tim tracing gugus tugas covid-19 untuk melacak penyebaran virus SARS CoV-2 tersebut. 

Sebelumnya, Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengaku belum bisa melakukan pelacak lebih jauh terkait pola penyebaran di Temboro Magetan. Termasuk 43 santri warga negara Malaysia. 

"Orang Magetan, berasal dari Temboro (Pasien Positif) yang tinggalnya berdekatan denhan pondok. Cuman kami belum bisa tracing Lebih jauh, teman-teman pondok ini apakah kontak dengannya atau dari pengasuh pondok," kata Kohar, Minggu 19 April 2020.