Minggu, 05 July 2020 12:20 UTC
TEST UTBK. Suasana pelaksanaan UTBK hari pertama di ITS, Minggu 5 Juli 2020.
JATIMNET.COM, Surabaya - Hari pertama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2020 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), terpantau berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan. Sejak Minggu 5 Juli 2020 pagi, beberapa titik check point telah dipadati peserta UTBK mengikuti protokol kesehatan.
Mereka menggunakan masker, face shield untuk melakukan pengecekan berkas hasil rapid test sesuai kebiijakan Wali Kota Surabaya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT mengatakan, ITS melayani 875 peserta di tiap sesi, yang itu berarti total ada 1.750 jumlah peserta yang mengikuti UTBK di kampus ITS tiap harinya.
Jumlah tersebut belum termasuk 120 peserta yang mengikuti UTBK di kampus IT Telkom Surabaya dan peserta yang mengikuti di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) serta Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).
BACA JUGA: Hasil Rapid Test Reaktif, Calon Mahasiswa Terancam Tidak Ikut UTBK
Di balik berbagai persiapan yang telah diusahakan dengan optimal, Adi mengaku tetap menemui kendala dari sisi peserta. Menurutnya, dari sisi akademik hingga pengawasan sudah aman dan tidak ada kendala.
“Tapi yang mengagetkan adalah karena adanya tambahan peserta yang mendadak, waktunya juga mepet sekali,” ia mengungkapkan.
Menurutnya, tambahan peserta ini berasal dari peserta yang mendaftar di pusat UTBK Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Namun karena beberapa alasan tertentu, Unesa tidak siap sehingga lebih dari 18.000 peserta yang seharusnya mengikuti UTBK di sana dibebankan pada ITS dan Universitas Airlangga (Unair).
“Lebih dari 18.000 peserta itu jika dibagi dua, maka ITS dan Unair masing-masing ketambahan lebih dari 9.000 peserta,” ia menguraikan.
BACA JUGA: Unesa Tak Gelar UTBK SBMPTN, Peserta Dilimpahkan ke ITS dan Unair
Meski begitu, fasilitas dan protokol kesehatan ditambahkan demi keamanan dan keselamatan peserta UTBK. Salah satunya adalah dengan tersedianya rapid test on the spot untuk peserta pemilik Kartu Indonesia Pintar - Kuliah (KIP-K), bidikmisi, hingga siapapun yang tidak mampu.
“Hingga saat ini (Minggu, 5 Juli 2020), telah terdaftar ada 2.744 peserta yang melakukan rapid test di ITS. Mereka yang terdaftar tersebut berasal baik dari Surabaya, luar Surabaya, hingga luar Jawa Timur,” ia menuturkan.
Adi menambahkan bahwa ada 671 peserta terdaftar dari jumlah keseluruhan yang berasal dari Kota Surabaya. Jumlah tersebut terhitung lebih sedikit jika dibandingkan dengan peserta terdaftar yang berasal dari luar Surabaya.
Lebih lanjut, Adi menuturkan bahwa ITS pun mencari dukungan baik dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur, CSR Unair, hingga alumni ITS dalam pengadaan rapid test ini. Terhitung ITS mendapat 15.000 kit rapid test dari Pemkot Surabaya dan 2.500 kit dari Pemprov Jatim bagi peserta yang ber-KTP Surabaya dan Jatim.
BACA JUGA: Pemkot Surabaya Gratiskan Rapid Test Calon Mahasiswa Tidak Mampu
Sementara, ITS juga mendapat tambahan 600 kit dari alumni, serta 50 kit dari CSR Unair bagi peserta tidak mampu di luar Jatim. Jumlah kit rapid test yang diterima ITS tersebut diperkirakan dapat bertambah.
Sebelumnya, ITS hanya memberikan layanan gratis rapid test untuk peserta UTBK gelombang satu pemegang KIP-K yang ber-KTP Jatim, selain Surabaya. Namun dengan beberapa tambahan bantuan tersebut, kriteria peserta yang terbantu rapid test gratis ini bertambah luas, tidak hanya untuk yang ber-KTP Jatim.
Di lain pihak, Rektor ITS, Prof Dr Ir Mochamad Ashari M Eng mengatakan, untuk peserta yang hasil rapid test-nya reaktif akan dialihkan untuk mengikuti UTBK di tahap selanjutnya sembari beristirahat dan melakukan isolasi mandiri.
Kendati demikian, Ashari tetap mempersilahkan bagi siapapun yang hendak melakukan rapid test di ITS. “Semoga ini membantu peserta, agar UTBK sukses dan mereka (peserta UTBK) dapat meraih cita-cita,” ia memungkasi
