Logo

Gangguan Refraksi Masih Tinggi di Gresik, Berikut Cara Mencegahnya.

Reporter:,Editor:

Minggu, 12 July 2020 10:00 UTC

Gangguan Refraksi Masih Tinggi di Gresik, Berikut Cara Mencegahnya.

REFRAKSI. Perawat kMU Gresik saat melakukan pemeriksaan mata pada penderita gangguan refraksi. Foto: Agus.

JATIMNET.COM, Gresik - Gaya hidup dekat dengan dunia elektronik, membuat permasalahan mata seperti gangguan refraksi (minus/miopi dan astigmatisme atau silinder) mudah ditemukan di Gresik, yang menjadi lima gangguan mata tertinggi. 

Dari data Klinik Mata KMU (Klinik Mata Utama) Gresik, selama Tiga bulan terakhir menunjukkan bahwa penderita gangguan refraksi berada di peringkat lima teratas dibanding gangguan mata lainnya. 

Pada bulan April dan Mei 2020 penderita gangguan refraksi berada di urutan kedua mencapai 119  penderita, dan Juni 2020 mencapai urutan pertama dengan jumlah 322 penderita. 

Menurut Dokter Spesialis Mata, Klinik Mata KMU Gresik, Ruchyta Ranti gangguan refraksi bisa terjadi oleh beberapa faktor. “Diantaranya, genetik dan gaya hidup,” sebutnya, Minggu 12 Juli 2020.

BACA JUGA: Angka Penderita Katarak Jatim Masih di Atas Nasional 

Terlebih, penggunaan gadget dan membaca berlebihan serta tidak memperhatikan kesehatan mata, belum lagi intensitas masyarakat berada di rumah karena kondisi pandemi Covid-19 memicu aktivitas dengan gadget atau aktivitas yang mengandalkan mata menjadi lebih meningkat. 

“Gangguan refraksi ini bisa menjangkiti segala usia, jadi patut diwaspadai dan dicegah dengan gaya hidup yang baik,” paparnya.

Dikatakan Ruchyta, pengobatan bagi penderita gangguan refraksi ini adalah dengan bantuan kaca mata atau tindakan operasi lasik, meski demikian gangguan refraksi ini bisa dicegah dengan Lima cara sehat ini.

Membaca di ruangan dengan pencahayaan yang cukup, jika tidak akibatnya mata akan lebih cepat mengalami kelelahan, menimbulkan mata kering karena menurunnya frekuensi berkedip. Baiknya menambahkan lampu baca yang diletakkan di atas buku atau gadget untuk membantu menambah pencahayaan.

BACA JUGA: 2023, Gubernur Khofifah Targetkan Jatim Bebas Katarak

Beri waktu jeda untuk beristirahat, penting untuk tetap memperhatikan anjuran 20-20-20. Yaitu, tiap 20 menit membaca diberikan jeda beristirahat dengan melihat jauh sejauh kurang lebih 20 feet (6 meter) selama 20 detik.

Atur posisi terbaik, paling baik  dengan posisi duduk, punggung tegak, dimana posisi obyek bacaan tegak lurus dengan mata. Buku atau screen tidak terlalu atas mau pun terlalu bawah, sehingga tidak menimbulkan keluhan pada leher maupun kelelahan mata.

Perhatikan durasi membaca/screen, terutama pada waktu sebelum tidur, membaca dapat menyebabkan keluhan mata kering yang dapat mengganggu saat tidur. Jadi, jangan sampai lupa untuk membaca dengan durasi yang tepat, jangan terlalu lama dengan posisi yang salah.

BACA JUGA: Bocoran Fitur Android Q, OS Terbaru Google Setelah Pie

Konsumsi makanan yang mengandung vitamin untuk kesehatan mata, bukan hanya makanan dan buah dengan kandungan vitamin A seperti wortel, tomat, hati ayam hingga telur rebus saja. Namun juga ada vitamin E, seperti bayam, brokoli, kacang-kacangan serta makanan mengandung Zinc, seperti daging sapi dan seafood.

Sementara itu, mahasiswi asal Gresik Oktaviani Afifah (18) menuturkan bahwa dirinya termasuk penderita gangguan refraksi yang cukup membatasi aktivitasnya. Ia mengaku, mengalami kenaikan minus pada mata. “Sekarang sudah minus 5,” sebutnya 

Ia menambahkan, sudah mulai menata gaya hidupnya khususnya kegiatan yang melibatkan penglihatan atau aktivitas mata. “Termasuk mulai konsumsi makanan yang mengandung vitamin yang baik untuk menjaga kesehatan mata, setidaknya minus mata tidak bertambah," imbuhnya.