Sabtu, 12 October 2019 01:28 UTC
PASCA OPERASI. Sejumlah warga penderita katarak setelah dioperasi dalam Bakti sosial rangkaian peringatan HUT ke-74 Provinsi Jawa Timur di RSUD dr Soedono, Kota Madiun, Jumat 11 Oktober 2019. Foto: Nd. Nugroho
JATIMNET.COM, Madiun - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menargetkan pada 2023 sudah tidaka da lagi penderita katarak di Jatim.
Untuk mencapai target tersebut, bakti sosial operasi katarak terus digalakkan. Salah satunya pada momentum rangkaian peringatan HUT ke-74 Provinsi Jatim yang saat ini tengah berlangsung.
"Angka kebutaan di Jawa Timur masih cukup tinggi, di atas rata-rata nasional dan 80 persennya disebabkan karena katarak," kata Khofifah saat meninjau bakti sosial operasi katarak di RSUD dr Soedono, Kota Madiun, Jumat 11 Oktober 2019.
BACA JUGA: Pesta Rakyat di Grahadi, Berikut Jadwal dan Rute Alternatif Selama Penutupan Jalan
Untuk menyelesaikan permasalahan katarak, katanya, harus menangani penyebabnya yang akan ditangani Komite Mata Daerah (Komatda) yang personelnya akan dilantik pekan depan.
Selanjutnya, Komatda akan bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Indonesia untuk melakukan langkah teknis selanjutnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari Santoso mengatakan jumlah penderita katarak di Jatim sekitar 400 ribu orang. "Penyebabnya karena paparan sinar ultraviolet dan penyakit dasar, seperti diabetes dan hipertensi," katanya.
BACA JUGA: LBH Surabaya Minta Gubernur Jatim Hati-hati Keluarkan SK Penangguhan UMK
Menurutnya, pengobatan katarak yang diderita ratusan ribu warga dilakukan dengan bakti sosial di 10 daerah, seperti Madiun, Malang, dan Sampang. Adapun jumlah pasien yang ditangani dalam operasi secara gratis ditarget mencapai 5.000 orang.
Jumlah pasien di masing-masing rumah sakit yang digunakan sebagai lokasi bakti sosial dipatok 500 orang. Untuk waktu pelaksannya antara satu hingga tiga hari dengan tetap memprioritaskan kualitas.
"Penanganannya tetap menggunakan teknologi paling tinggi seperti di RSUD dr Soedono kali ini," ujar Kohar. Sedangkan penanganan penderita lain akan melibatkan finance BCA melalui program Corporate Social Responsibity (CSR).