Minggu, 10 November 2019 03:35 UTC
KELUARGA KORBAN. Foto korban Sumiati yang menempel di dinding diapit keluarganya. Foto: Ist
JATIMNET.COM, Jember - Seorang gadis remaja di sebuah pelosok dusun di Jember, Sumiati (16), dinyatakan hilang selama hampir dua minggu. Pergi tanpa kabar, keluarga khawatir menjadi korban perdagangan manusia.
"Adik saya ini lugu sekali. Pendiam. Tidak pernah pergi jauh dari rumah. Sampai saat ini, tidak ada kabar," tutur Novi Oktavia (21), kakak sulung korban.
Korban tinggal di Dusun Sumberlanas, Desa Harjomulyo, Kecamatan Silo ini sudah 11 hari dinyatakan hilang tanpa kabar. Kekhawatiran keluarga semakin bertambah, sebab pada saat yang bersamaan, Herlina, perempuan paruh baya yang menjadi tetangga mereka juga hilang. Pihak keluarga curiga, Sumiati dibujuk oleh Herlina untuk bekerja di Bali.
"Karena sebelumnya saya sering diajak dia kerja ke Bali, tapi saya tidak mau. Kami khawatir, adik saya yang kemudian jadi sasaran. Lalu dipekerjakan di tempat yang tidak jelas," papar Novi.
BACA JUGA: Pembunuh Jenazah Dicor di Jember Pernah Aniaya Bu Nyai
"Adik saya ini, jangankan ke Bali. Ke Jember (kota) saja tidak pernah. Dia takut kalau pergi jauh dari rumah. Anak rumahan," lanjut Novi.
Ibu korban I Luh Sri menambahkan, selama ini tidak ada konflik keluarga atau masalah di rumah. Selama 10 tahun terakhir, Sri yang asli Karangasem, Bali ini tinggal di Desa Harjomulyo, Silo, Jember.
Sebelumnya, Sri bersama sang suami dan keempat anaknya tinggal di Bali. Lalu mereka pindah ke Desa Harjomulyo, mengikuti kampung asal sang suami. "Kemudian suami saya pergi ke Bali tanpa kabar. Jadi anak saya ini seperti yatim, karena tidak punya bapak. Kasihan," tutur Sri memelas.
Awal mula hilangnya Sumiati serta kecurigaan mengarah pada Helmina (35 tahun), menurut Novi, pada Selasa 29 Oktober, Helmina berkunjung ke rumah keluarga Sumiati. Karena Helmina sebelumnya sudah sering bermain dengan sang adik, Novi tidak menaruh curiga.
BACA JUGA: Siasat Keji Anak-Istri Bunuh Suami di Jember
"Saya tinggal pergi berbelanja. Waktu itu , Sumi (panggilan akrab Sumiati) sempat ngobrol dengan Bu Helmina. Saya tidak tahu apa yang mereka berdua obrolkan," jelas Novi.
Entah bagaimana ceritanya, pada malam keesokan harinya, Sumiati pergi keluar rumah tanpa pamit. Sumiati pergi sekitar pukul 20.00 WIB. Karena mengira sang adik tidak akan pergi jauh, Novi dan keluarganya tidak menaruh curiga.
Namun kekhawatiran mulai melanda ketika hingga esok harinya, Sumiati tidak juga kembali ke rumah. Beberapa baju milik Sumiati juga tidak ada, diduga di bawa pergi selayaknya orang pergi jauh.
"Saya lalu mendatangi rumah Helmina karena mereka cukup akrab," papar Novi. Betapa kagetnya Novi, setelah ditemui suami Helmina yang menyatakan istrinya juga pergi tanpa pamit pada malam yang sama.
BACA JUGA: Kejari Jember Belum Tetapkan Tersangka Korupsi Pasar Manggisan
Saat itu, suami Helmina menyatakan beberapa hari sebelumnya sempat ribut dengan Helmina. Kabur tanpa pamit pada suami, Helmina juga meninggalkan dua orang anak.
Kekhawatiran atas nasib Sumiati dan kecurigaan kepada Helmina makin besar, setelah Novi ingat, bahwa Suket (Surat Keterangan, pengganti sementara KTP Elektronik) miliknya, sempat dipinjam Helmina.
"Sekitar seminggu sebelum adik saya hilang, dia pinjam Suket milik saya. Alasannya untuk pinjam uang di bank. Sampai sekarang juga belum kembali," papar Novi.
Pihak keluarga curiga, Suket milik Novi itu digunakan untuk mengakali persyaratan administratif terkait Sumiati dipekerjakan di satu tempat.
BACA JUGA: Jember Tak Dapat Jatah CPNS, PCNU Surati PKB
"Karena muka saya dan adik saya Sumiati itu, kalau di foto, agak mirip. Adik saya kan belum punya KTP," ungkap Novi.
Sejak awal menghilang, pihak keluarga langsung melaporkan kasus ini ke perangkat desa dan polisi.
Berbagai upaya pencarian sudah ditempuh namun belum membuahkan hasil. "HP nya tidak bisa dihubungi juga. Kami khawatir sekali. Karena sebelumnya juga tidak ada apa-apa, tidak ada pertengkaran dengan Sumiati anak saya," tambah I Luh Sri, ibu Sumiati.
Pihak keluarga berharap, putri tersayangnya itu bisa segera kembali dalam keadaan baik-baik saja. "Karena banyak di berita-berita, tentang kasus perdagangan manusia. Kita khawatir sekali dengan nasib putri saya," pungkas Sri.