Logo

Ekonom: Sektor Pertanian dan Perikanan Paling Mampu Bertahan di Waktu Krisis

Reporter:,Editor:

Minggu, 21 February 2021 01:20 UTC

Ekonom: Sektor Pertanian dan Perikanan Paling Mampu Bertahan di Waktu Krisis

EKONOMI JATIM: Praktisi ekonomi Hadi Prasetyo menjelaskan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19, Sabtu 20 Februari 2021. Foto: Baehaqi

JATIMNET.COM, Surabaya - Ekonomi Jawa Timur belum sepenuhnya pulih. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2020 masih terkontraksi 2,64 persen.

Praktisi ekonomi Hadi Prasetyo mengatakan, sektor yang paling bisa survive saat krisis yakni lapangan usaha pertanian dan perikanan. Bidang usaha mikro, menengah, kecil dan koperasi harus mendapat perhatian serius.

"Usaha mikro, kecil, koperasi dan usaha menengah harus difasilitasi secara optimal untuk melalui krisis," ujar Hadi, Minggu 21 Februari 2020.

Mantan Asisten Pemprov Jatim itu menyebutkan, bantuan keuangan ekonomi produktif merupakan instrumen yang efektif. Terutama dalam mengarahkan, sekaligus mengkonsolidasikan survival ekonomi saat krisis.

Baca Juga:Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 2,39 Persen

Program ekonomi produktif melalui bantuan keuangan provinsi kepada kabupaten/kota sangat mendukung ketahanan krisis. "Menuju pasca krisis, ekonomi Jatim perlu diarahkan pada produk unggulan yang melibatkan UMKM serat berbasis kawasan (Perpres 80/2019)," tegasnya.

Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, pandemi belum bisa diprediksi kapan berakhirnya. Karenanya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus melakukan adaptasi dengan berbagai penyesuaian.

Berdasarkan analisis hasil survei BPS pada Bulan Juli Tahun 2020 tentang dampak Covid-19 terhadap pelaku usaha di Jatim menunjukkan bahwa sebanyak 59,5 persen Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 53,7 persen Usaha Menengah Besar (UMB) masih tetap beroperasi normal di tengah pandemi.

Namun, 84 persen UMK dan 85 persen UMB cenderung mengalami penurunan pendapatan sejak pandemi terjadi.

Baca Juga: Generasi Z Dominasi Jumlah Penduduk, Saatnya Ekonomi Jatim Bangkit

Emil mendorong UMK melakukan diversifikasi usaha bila ingin bertahan di tengah pandemi Covid-19. Data yang disebutkannya, sebanyak 16 persen Usaha Mikro Kecil (UMK) dan 11 persen Usaha Menengah Besar (UMB) di Jatim sudah melakukan diversifikasi usaha tersebut.

“Bahkan sekarang banyak usaha kuliner yang dia hanya jual untuk delivery sistem lewat aplikasi ojek daring. Jadi dia tidak melayani makan di tempat, jadi hanya open kitchen saja tidak perlu sewa tempat luas hanya cukup untuk memasak saja kemudian makanannya dijual lewat aplikasi,” kata Emil.

Penggunaan penjualan daring ini memang tengah marak dimanfaatkan. Di masa pandemi sebanyak 83 persen UMK dan 80 persen UMB mengakui adanya pengaruh positif dalam menggunakan media online untuk pemasaran.

Tak hanya sektor transportasi, transaksi dagang secara daring juga diakui banyak peningkatan. "Maka visualisasi produk harus bagus. Jadi bukan hanya packaging tapi juga foto produk sehingga punya daya saing," katanya.