Logo

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 2,39 Persen

Reporter:,Editor:

Jumat, 05 February 2021 08:00 UTC

Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 2,39 Persen

EKONOMI: BPS Jatim menyeut secara komulatif ekonomi Jatim 2020 terkontraksi sebesar 2,39 persen. Lebih dalam dibandingkan nasional yang juga minus 2,02 persen. Infografis: BPS

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Dadang Hardiwan menyebut, secara komulatif ekonomi Jatim 2020 terkontraksi sebesar 2,39 persen. Lebih dalam dibandingkan nasional yang juga minus 2,02 persen. 

"Pandemi Covid-19 memberi dampak pada pertumbuhan ekonomi Jatim secara C to C (tahun kalender)" ujar Dadang, Jumat 5 Februari 2021. 

Pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan IV 2020 dibanding triwulan III 2019 (YoY) terkontraksi 2,64 persen. Terjun bebas dibanding periode sama tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 5,42 persen. 

Sedangkan pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2020 dibanding triwulan III 2020 (Q to Q) terkontraksi 0,94 persen. "Jadi kalau lihat 2017-2020 ekonomi Jatim pada triwulan IV masih mengikuti pola periode sebelumnya. Di mana triwulan IV lebih rendah dibanding triwulan III," kata Dadang.

Baca Juga: Investasi Jatim Tahun 2020 Meningkat 33,8 Persen

Namun, kata dia, pertumbuhan ekonomi triwulan IV 2020 secara Q to Q masih tergolong terkontraksi paling dangkal. Bila dilihat pada triwulan IV 2019 (Q to Q) pertumbuhan ekonomi terkontraksi 1,93 persen. Pun dengan triwulan IV 2018 (Q to Q) terkontraksi 2,01 persen. 

Terkontraksinya pertumbuhan quarter to quartet karena dipicu sektor pertanian, perikanan dan perikanan yang telah melewati masa panen raya sejumlah komoditas. BPS Jatim mencatat sektor ini terkontraksi 26,77 persen. "Kemudian sektor kontruksi juga terkontraksi 4,13 persen," ungkapnya. 

Sektor lainnya mengalami pertumbuhan cukup menggembirakan. Paling tinggi dicapai pertambangan dan penggalian yang mencapai 13,92 persen.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Investasi di Surabaya Tembus Rp 64 Triliun

"Ini dipicu permintaan komoditas pertambangan migas dengan seiring pulihnya ekonomi beberapa negara. Meski beda dari tahun-tahun sebelumnya. Ini ditandai dengan meningkatnya ekspor migas ke luar negeri sebesar 99 persen," bebernya.

Selain pertambangan dan penggalian, yang mengalami pertumbuhan yakni transportasi dan pergudangan sebesar 12,96 persen. "Relaksasi ekonomi dan cuti bersama pada Oktober dan Desember 2020 mendongkrak jumlah penumpang," tegasnya. 

Lalu kategori jasa lainnya yang mampu tumbuh 9,71 persen. Dibukanya sejumlah tempat wisata ditengarai ikut mendongkrak kinerja sektor jasa lainnya.

Baca Juga: BKPM Mencatat Investasi yang Masuk ke Indonesia di Kuartal IV 2020 Mencapai Rp 214,7 triliun

Sementara secara C to C penopang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada ekonomi Jatim menurut lapangan usaha, 74,49 persen didominasi enam kategori. Yakni industri, pertanian, perdagangan, konstruksi, serta penyediaan akomodasi dan makanan minuman. 

Hampir seluruhnya terkontraksi, seperti industri pengolahan minus 2,06 persen, perdagangan minus 5,74 persen, konstruksi minus 3,28 persen, penyediaan akomodasi dan makanan minuman minus 8,87 persen. 

Hanya sektor pertanian yang mampu tumbuh selama tahun kalender sebesar 0,94 persen. "Industri, perdagangan, konstruksi, serta penyediaan akomodasi dan makanan minuman terkontraksi," tandasnya.