Logo

Investasi Jatim Tahun 2020 Meningkat 33,8 Persen

Reporter:,Editor:

Rabu, 27 January 2021 08:40 UTC

Investasi Jatim Tahun 2020 Meningkat 33,8 Persen

BONGKAR MUAT. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: Pelindo III

JATIMNET.COM, Surabaya – Struktur investasi Jawa Timur masih didominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada 2020. Data yang dirilis Pemprov Jatim dari investasi Rp78,3 triliun, sebesar Rp55,7 triliun PMDN dan Rp 22,6 triliun Penanaman Modal Asing (PMA). 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut ada peningkatan investasi sebesar 33,8 persen dibanding tahun sebelumnya. "Meningkat 33,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Sementara skala nasional investasi naik 2,1 persen,” ujar Khofifah dalam siaran persnya, Rabu, 27 Januari 2021. 

Pertumbuhan itu, kata dia, yang terbanyak dari lima besar provinsi terbesar menerima investasi. "Dari top lima provinsi tersebut, Jatim mengalami pertumbuhan year on year tertinggi, yakni 33,8 persen, disusul Banten yang tumbuh 27,3 persen. Sedangkan tiga provinsi yang lain mengalami penurunan,” kata Khofifah. 

Berdasar data yang dirilis BKPM per Senin 25 Januari 2021, Jatim menduduki peringkat ketiga setelah Jawa Barat yang mencapai Rp120,4 triliun dan DKI Jakarta Rp 95 triliun. 

BACA JUGA: Di Tengah Pandemi, Investasi di Surabaya Tembus Rp 64 Triliun

Kemudian disusul Banten yang mampu membukukan Rp62 triliun di urutan keempat dan disusul Jateng di peringkat lima Rp50,2 triliun. 

Khofifah menerangkan, PMDN Jatim disokong sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan menyumbang angka Rp26,9 triliun. Di sektor usaha ini, ada PT. Waskita Bumi Wira yang telah menggelontorkan uang senilai Rp9,4 triliun untuk menggarap proyek nasional tol KLBM di Gresik. 

Selain itu, juga terdapat PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III yang telah merealisasikan investasinya sebesar Rp5,2 triliun untuk pembangunan infrastruktur pendukung di kawasan Teluk Lamong Surabaya.

Sedangkan realisasi PMA sebesar Rp22,6 triliun ditopang sektor industri kimia dan farmasi yang menyumbang angka Rp8,9 triliun. Lalu ada perusahaan pelat merah PT. Pertamina Rosneft yang bergerak di bidang pengolahan dan petrokimia yang berlokasi di Tuban sebesar Rp4,9 triliun. 

"Dari sisi negara asal, kontributor utama investasi asing di Jatim adalah Singapura dengan realisasi sebesar Rp9,8 triliun, disusul Jepang dengan kontribusi Rp4,6 triliun," kata Khofifah. 

BACA JUGA: BKPM Mencatat Investasi yang Masuk ke Indonesia di Kuartal IV 2020 Mencapai Rp 214,7 triliun

Sementara itu, Kota Surabaya menduduki peringkat pertama total realisasi PMA dan PMDN di Jatim dengan mencatatkan angka Rp16,8 triliun, Gresik Rp16,5 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp7,9 triliun, Sidoarjo Rp6,8 triliun, dan Tuban Rp6,1 triliun. 

Jika dibedah per kategori, Tuban mencapai realisasi PMA tertinggi dengan menyumbang Rp5,7 triliun, disusul Pasuruan Rp3,5 triliun, Gresik Rp2 triliun, Kabupaten Mojokerto Rp1,7 triliun, dan Jombang Rp1,6 triliun.

Sementara untuk kategori PMDN, Kota Surabaya mencatatkan angka tertinggi sebesar Rp15,8 triliun, disusul Gresik Rp14,4 triliun, Sidoarjo Rp5,4 triliun, Kabupaten Pasuruan Rp4,4 triliun, dan Kabupaten Probolinggo Rp3,6 triliun.