Kamis, 18 July 2019 06:28 UTC
Ilustrasi oleh Pxhere
JATIMNET.COM, Surabaya – Dua peserta Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA Taruna Indonesia Palembang bernama Delwyn Berli Julindro (16) meninggal, dan Wiko Jerindra (14) dalam kondisi kritis.
Dokter RS RK Charitas Palembang yang menangani Wiko, Dr Justinus R Nugroho mengatakan, kondisi pasien belum menunjukkan perkembangan yang signifikan sejak dirujuk pada Selasa (16/7).
"Dia (Wiko) masih butuh obat-obatan dan perawatan medis intensif, semoga dia segera sadar dan pulih," ujar Dr Justinus, dikutip dari Suara.com, Kamis 18 Juli 2019.
Menurutnya, RS Charitas telah membentuk tim dokter khusus dari berbagai keahlian medis untuk mencari tahu penyebab Wiko belum sadarkan diri. Jika sebab telah diketahui maka dokter dapat memberi tindakan.
BACA JUGA: Hindari Perploncoan, Dispendik Instruksikan Pembekalan Siswa Senior
Sejauh ini pihaknya berupaya memberikan perawatan dengan alat-alat medis terbaik di rumah sakit tersebut, namun pihaknya enggan menerangkan kondisi Wiko secara medis karena tidak diizinkan keluarga.
"Kami berharap kondisinya tidak memburuk karena kami akan mengupayakan yang terbaik untuk Wiko," tambah Dr Justinus.
Wiko Jerindra (14) dilaporkan menjadi salah satu korban kekerasan pembina SMA Taruna Indonesia Palembang saat mengikuti masa orientasi sekolah, Sabtu (13/7).
Sementara seorang siswa lainnya bernama Delwyn Berli Julindro (16) yang juga mengikuti masa orientasi sekolah itu, meninggal dunia setelah menerima perilaku kasar pembina sekolah tersebut dengan cara dipukul menggunakan bambu.
BACA JUGA: Swasta Kekurangan Murid, Ikhsan Sarankan Siswa Segera Daftar
Adapun pembina berinisial OFA (24) telah ditetapkan sebagai tersangka tunggal di Polresta Palembang. Ia dijerat Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak pasal 80 dan 70 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.