Kamis, 18 September 2025 08:00 UTC
Perwakilan Gen Z saat berfoto bersama anggota Komisi DPRD Jatim Sumardi (dua dari kiri), Sekretaris DPRD Jatim Moh. Ali Kuncoro dalam peluncuran program Squad Dewan. Foto Hasan.
JATIMNET.COM, Mojokerto – DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) meluncurkan program Squad Dewan, sebuah inisiatif baru yang ditujukan untuk memberikan edukasi politik kepada generasi muda, khususnya pelajar dan mahasiswa.
Program ini diharapkan dapat menjadi wadah pembelajaran tentang demokrasi, penyampaian aspirasi, dan pentingnya partisipasi politik sejak dini.
Sekretaris DPRD Jatim Moh. Ali Kuncoro menyampaikan bahwa Squad Dewan merupakan bagian dari ikhtiar lembaga dalam mempersiapkan generasi muda menjelang Indonesia Emas 2045.
“Sebenarnya ini bagian ikhtiar kita, bagaimana mempersiapkan generasi muda, calon generasi emas di tahun 2045 agar memahami apa itu ruang demokrasi, bagaimana menyampaikan aspirasi, serta melihat jalur politik sebagai salah satu alternatif karier,” ungkapnya saat pelaksanaan Squad Dewan sesi 2 di Trawas, Mojokerto, Kamis, 18 September 2025.
BACA: Dosen Unair Ungkap Cara Kreatif Gen Z Suarakan Aspirasi
Menurut Ali, generasi milenial maupun Gen Z akan menjadi motor penting dalam pembangunan bangsa. Fenomena di sejumlah negara tetangga menunjukkan betapa besar peran anak muda dalam menggerakkan perubahan.
“Di Nepal maupun Timor Leste, pergerakan sosial dan politik banyak dimotori oleh generasi muda. Karena itu, sejak dini anak-anak kita perlu dibekali tentang arti menyampaikan aspirasi secara baik dan benar, memahami politik secara sehat, serta menyadari pentingnya memberikan suara pada saat Pemilu,” jelasnya.
Program Squad Dewan dirancang dengan pendekatan kreatif dan interaktif agar relevan dengan karakter Gen Z yang akrab dengan teknologi digital.
Melalui forum diskusi, simulasi peran anggota DPRD, serta literasi digital, pelajar diajak memahami politik dengan cara yang ringan, menyenangkan, sekaligus edukatif.
Sejumlah Gen Z saat berfoto bersama anggota Komisi DPRD Jatim Sumardi, Sekretaris DPRD Jatim Moh. Ali Kuncoro dalam peluncuran program Squad Dewan. Foto Hasan.
Ali menegaskan bahwa tantangan generasi muda saat ini jauh berbeda dengan sebelumnya.
“Betul seperti yang dikatakan Alvin Toffler, dunia terbagi dalam tiga era: agraria, industri, dan informasi. Saat ini kita berada di era informasi, di mana perkembangan teknologi digital sangat cepat. Anak-anak kita sering kesulitan menemukan kebenaran di ruang digital,” terangnya.
Oleh karena itu, Squad Dewan tidak hanya mengajarkan arti demokrasi dan politik. Namun, juga membekali pelajar dengan literasi digital.
“Kami ingin mereka bisa memanfaatkan ruang digital secara bijak, menyaring kebenaran berita, dan menyampaikan aspirasi dengan etika yang baik,” ujarnya.
BACA: Literasi Demokrasi, Pemkot Mojokerto Gelar Sekolah Kebangsaan bagi Gen Z
Melalui program ini, DPRD Jatim berharap lahir generasi muda yang kritis, kreatif, dan peduli terhadap isu publik. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga warga negara aktif yang memahami demokrasi dan siap menjadi penggerak bangsa di masa depan.
“Kami berharap generasi muda tumbuh menjadi agen perubahan yang beretika, solutif, dan berintegritas. Dengan bekal itu, mereka akan menjadi motor penggerak menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Ali.
Sementara itu, Sumardi, anggota DPRD Provinsi Jatim yang hadir sebagai narasumber sekaligus membuka program Squad Dewan ke-2 ini menambahkan, squad dewan diadakan untuk lompatan luar biasa terkait edukasi demokrasi pada saat pemilu bagi pelajar.
Di mana para pelajar yang hadir di squad dewan menjadi agen-agen perubahan demokrasi yang bisa menyampaikan pesan ke generasi Gen Z lainnya.
"Tujuannya untuk memberikan edukasi dan pendidikan politik. Baik itu bagaimana tugas dewan, tugas sekretaris dewan, maupun pemerintah. Agar bisa memahami dan menyampaikan pesan demokrasi," kata Cak Sumardi sapaan akrabnya.
Ia menegaskan, ide-ide kreatif pelajar ini bisa menjadi gambaran masa depan politik yang lebih segar dan solutif. Bahkan, kelak bisa menjadi sosok-sosok yang berpengaruh dalam dunia demokrasi. Selain itu,
“Gen Z itu generasi kreatif, kritis, dan tech-savvy. Kalau mereka tidak ikut peduli, maka politik akan berjalan tanpa sentuhan mereka. Padahal, masa depan Jatim dan Indonesia justru ada di tangan mereka,” tegasnya.